Antara Hooliganisme Dan Tajamnya Cakar Agresivitas,Sekedar Satu Catatan-

- 7 September 2022, 21:03 WIB
Pater Kons Beo,SVD
Pater Kons Beo,SVD /dok Pribadi/

Lebih dari itu, tak bisa dipungkiri kenyataan akan adanya tindak agresif kolektif. “Satu terancam artinya sekelompok merasa terancam pula.” Satu menderita, yang lain turut merasa sakit. Dan semua harus ditanggapi secara kolektif dalam kekerasan pula. Masa tak akan pernah berpikir jernih tentang ‘siapa benar siapa salah.’ Sebab ratio memang telah terpasung.

 

Hooliganisme dan agresivisme Kata

Tetapi, apakah holiganisme atau tindak agresif itu hanya terbatas pada sikap dan tindak perbuatan? Tentu tidak!  Agresivitas verbal pun telah jadi menu keseharian yang nyata. Tindak holiganis sering berawal seruan-seruan maut yang menakutkan dan penuh ancaman.

Kata-kata kasar dan tak senonoh semakin lancang terucap. Diksi-diksi bernada peyoratif dan brutal terdengar menjijikkan. Namun, malah diamini sebagai pekikan heroisme. Dan bahkan dianggap sebagai panggilan menuju ‘kesucian.’

Kini, tidak kah segala aksi demo umumnya ‘sulit bebas’ dari semburan kata-kata yang amat tak beretika dan jauh dari kesopanan? Orang keluar dari jalur hati nurani dalam ekspresi verbal. Lalu, di mana kah akar dari semuanya?

Telaah komprehensif telah tiba pada satu kesimpulan. Aneka faktor bisa disorot sebagai pemicu: psikologi, politik, biologis, sosio-ekonomik serta kultural yang berkaitan dengan motivasi dan perilaku agresif (2016).

 

Akhirnya…

Jika segala kekejaman, iya termasuk perilaku ‘hooliganis dan agresif’ itu, datangnya dari kelemahan, maka manusia sepatutnya ‘mesti dibikin jadi kuat.’ Kekurangan ilmu pengetahuan yang dilapisi mental dan emosi yang lemah bakal mudah menyala dan membara melalui perilaku agresif.

Halaman:

Editor: Alex Raja S

Sumber: P.Kons Beo,SVD Collegio San Pietro-Roma


Tags

Terkini

x