Antara Hooliganisme Dan Tajamnya Cakar Agresivitas,Sekedar Satu Catatan-

- 7 September 2022, 21:03 WIB
Pater Kons Beo,SVD
Pater Kons Beo,SVD /dok Pribadi/

Tetapi, pengibaratan seperti ini mungkin hiperbolik. Namun tidak kah bahwa hal itu juga punya warna alegoristik? Bagaimana pun, pelukisan  atmosfere stadion yang tak ubah bagai ‘iklim liturgi gereja’ itu terasa ‘masih mendingan.’

 

Pokoknya Serang

Tetapi, mari kembali ke arus hooliganis yang mencekam. “Di setiap permainan, kami hanya ingin mengalahkan lawan. Yang terbaik adalah menemukan (seseorang) yang akan menantang kami. Jika tidak ada yang berani, kami akan tetap pergi menghajar siapa saja…” Itu kesaksian dari yang berinisial M.M., seorang supporter hooligan di pinggiran kota di Inggris. Ia adalah ayah berusia 30 tahun dari dua orang anak (Eric B. Shiraev & David A. Levy, 2016).

Ini sungguh menakutkan. Ada bibit destruktif yang menggumpal di hati. Menuntut pencairan sesegeranya. Sebab itu, ladang pelampiasan mesti dicari. Dan yang mudah terlacak dan didapati segera adalah arena sepakbola itu. Hooligan tak butuh  seperti apa hasil pertandingan itu. Kalah atau menang tetap bermuara pada kerusakan dan penghancuran.

Itulah ekspresi kemenangan atau pun (apalagi) kekalahan. Di balik semuanya ada Motivasi agresif.  Sudah jadi sebab untuk rangkaian aksi vandalis atau anarkis. Bikin onar dan ciptakan kerusuhan jadi kegemaran.  Namun, apakah kegaduhan sosial ini hanya terlihat sebagai fakta sesaat belaka? Dan stadion dan area seputarnya hanya jadi ajang tragedi tanpa akar?

 

Menelusuri Sebab

Stadion dan area sekitarnya telah jadi muara teror akibat dari alur hidup tanpa perhatian dan kasih sayang. Ada lagi dendam kemiskinan yang menuntut style hidup layak dan mumpungi. Gap yang lebar membentang antara the poor and the haves terasa mencekik.

Ada pula tindak represif otoritas yang dituduh membenarkan praktek ketidakadilan dan lemah dengan segala yang berbau amis oligarkis-manipulatif. Faktor psikologis pun tak dianggap sepele. Saat orang merasa tertekan, terabaikan hingga pada ‘anjloknya rasa harga diri.’

Halaman:

Editor: Alex Raja S

Sumber: P.Kons Beo,SVD Collegio San Pietro-Roma


Tags

Terkini

x