Konsolidasi Bersama Pemangku Kebijakan Soal Penanganan Stunting , Ini Harapan Bupati Ende Erikos Emanuel Rede

- 14 November 2022, 20:27 WIB
Konsolidasi Bersama Pemangku Kebijakan Soal Penanganan Stunting di Kabupaten Ende
Konsolidasi Bersama Pemangku Kebijakan Soal Penanganan Stunting di Kabupaten Ende /Alex RS /
 
Warta Sasando-  Kegiatan konsolidasi melalui program prioritas nasional (Pro PN) pengasuhan 1.000 HPK untuk pencegahan stunting dilaksanakan di Aula Paroki Mautapaga Ende, Senin 14 November  2022 dan di buka oleh Wakil Bupati Ende Erikos Emanuel Rede. 
 
Erikos Emanuel Rede saat itu  mengajak seluruh masyarakat terutama peserta untuk menjadi pioner penanganan stunting di daerah ini.
 
Kegiatan konsolidasi dengan pemangku kebijakan dilaksanakan bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi NTT.
 
 
Hadir dikesempatan ini  Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Marianus Mau Kuru,  Sekjen Keuskupan Agung Ende, RD Yohanes S. Lando, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten Ende, dr Muna Fatma. 
 
Sementara untuk peserta kegiatan ini antara lain TP PKK, Kader BKB, Kader Posyandu, Ibu Hamil, remaja genre, tokoh agama, tokoh masyarakat dan utusan dari OPD terkait.
 
Saat membuka kegiatan, wakil Bupati Ende, Erikos Emanuel Rede menyebutkan  kegiatan ini sangat bermanfaat untuk penurunan stunting di Ende .Dua menyebutkan,  stunting merupakan  masalah bersama dan masalah sosial yang harus dicegah bersama karena Provinsi NTT masih tercatat sebagai Provinsi dengan kasus tertinggi di Indonesia. 
 
 
Untuk dikabupaten Ende sendiri,  kata Erik Rede pada tahun 2022 ini ,kasus stunting di Kabupaten Ende sudah turun menjadi 8,9% dan ditahun 2023 ditargetkan turun ke 5,9%. Karena itu dibutuhkan peran serta dari semua pihak dan menjadi komitmen bersama di Kabupaten Ende.
 
"Ini kerja besar dan kerja berat,kerja kolektif dan kolaborasi karena itu harus melibatkan semua elemen seperti  tokoh agama, adat, tokoh pemuda dan seluruh masyarakat" kata Erik  Kegiatan ini menjadi bukti pemerintah hadir" kata Erik sambil  mengajak semua pihak untuk bekerjasama untuk menurunkan stunting.
 
Dia juga pada kesempatan ini mengajak peserta yang hadir dan seluruh masyarakat untuk menjadi pionir dalam gerakan penurunan stunting di Kabupaten Ende.
 
 
" Setidaknya pastikan ibu dan remaja putri untuk menunda kehamilan jika tidak sehat,  asupan nutrisi dan vitamin bagi bayi dan ibu hamil harus diperhatikan,  dan selalu perhatikan pola asuh anak yang baik " demikian pesan Erik Rede. 
 
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Marianus Mau Kuru mengatakan,  saat ini Provinsi NTT masih dililit berbagai persoalan sekaon kemiskinan juga salah satunya adalah persoalan stunting. 
 
Dia menyebutkan, sekitar tujuh ribu lebih anak di NTT menderita stunting atau prevalensi stunting di NTT pada tahun 2022 sebesar 17, 71% .
 
 
Untuk itu, dalam penanganan persoalan stunting tidak hanya dilakukan oleh pemerintah semata ,namun seluruh elemen termasuk tokoh agama, tokoh adat maupun tokoh masyarakat harus secara bersama menangani persoalan stunting. 
 
"Semua elemen masyarakat harus bergerak bersama  dan bersinergi. Peran dan kerja sama, baik pemangku kepentingan dan masyarakat nantinya  pada tahun 2023 prevalensi stunting di NTT diharapkan sudah turun ke satu digit" harap dia.
 
Dia menjelaskan, konsolidasi yang dilakukan bersama stakeholder ini memiliki tujuan dalam rangka melakukan percepatan penurunan angka stunting. 
 
 
Untuk Kabupaten Ende sendiri, jelas Marianus, pada tahun 2022 kasus stunting di Ende sudah turun keangka satu digit yakni 8,9. Karena itu ia menyampaikan apresiasi dan sebagai bentuk apresiasi  Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur memberikan  reward terkait penanganan Stunting beberapa waktu yang lalu.
 
Pihaknya juga menyampaikan apresiasi atas  keterlibatan tokoh agama dalam melakukan percepatan penurunan angka stunting. Dia berarap tokoh agama terus melakukan dan memberikan edukasi melalui mimbar rumah ibadah karena suara dari tokoh agama cukup didengar.
 
Mewakili tokoh agama, Sekjen Keuskupan Agung Ende (KAE), RD Yohanes S. Lando gereja Keuskupan Agung Ende menyebutkan, gereja Keuskupan Agung Ende melalui Musyawarah Pastoral (Muspas) memprioritaskan program gereja pada anak usia dini, remaja, orang muda dan pasutri. 
 
 
"Terkait dengan program prioritas dan pandangan ini maka gereja Keuskupan Agung Ende bersinergi dengan para pihak salah satunya BKKBN Provinsi NTT" tandasnya. 
 
Menyinggung soal  stunting, RD Yohanes Lando mengatakan, salah satu penyumbang terbesar stunting yakni ketidaksiapan pasangan untuk hidup berkeluarga. Oleh karena itu edukasi di lembaga pendidikan mesti gencar dilakukan oleh semua pihak.
 
"Atas nama Uskup saya mengajak kita semua untuk aplikasikan materi dan komitmen dalam kegiatan ini untuk percepatan penurunan stunting di Kabupaten Ende," pungkasnya. ***
 
 
 

Editor: Alex Raja S


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x