Tarif Masuk TN Komodo Resmi Diberlakukan, Pemprov NTT Terus Lakukan Sosialisasi

- 1 Agustus 2022, 20:28 WIB
Didampingi Forkopimda lengkap, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menegaskan tarif masuk TNK diberlakukan mulai 1 Agustus 2022
Didampingi Forkopimda lengkap, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menegaskan tarif masuk TNK diberlakukan mulai 1 Agustus 2022 /Patrick/

WARTA SASANDO - Terkait dengan kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo (TNK)  Pemerintah Provinsi NTT akan lakukan sosialisasi kepada masyarakat dimana langkah tersebut diambil untuk pelaksanaan konservasi TNK. 

Pernyataan ini diungkap Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) didampingi Jajaran Pimpinan Forkopimda pada saat Jumpa Pers yang dilaksanakan di Kantor Gubernur NTT pada Senin 1 Agustus 2022.

“Kita akan lakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan tarif masuk Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) yakni Pulau Komodo dan Pulau Padar. Pelaksanaan tarifnya tetap diberlakukan mulai hari ini dan akan terus kita lakukan evaluasi serta sosialiasi pada masyarakat,” ujar Gubernur VBL.

Baca Juga: Laskar Rempah NTT Bangun Taman Edukasi Rempah di SMA Negeri 6 Kupang

Gubernur VBL mengatakan bahwa untuk mengelola TN Komodo membutuhkan anggaran yang cukup agar pengelolaannya maksimal. Oleh karen itu, lanjutnya, hasil pendapatan dari tarif masuk akan digunakan untuk kepentingan konservasi. 

"Dengan Konservasi TNK yang baik maka akan semakin menjadi kebanggan kita semua apalagi Komodo ini adalah satu-satunya yang ada di dunia dan hanya ada di Nusa Tenggara Timur,” tegas Gub VBL.

Konsep konservasi menurut Gubernur, dimaksudkan untuk pelayanan pariwisata jangka panjang dan berkelanjutan. Konservasi di TNK tidak hanya difokuskan di daratan namun juga di laut.

Baca Juga: Perdana di Indonesia, Laskar Rempah NTT Bangun Taman Edukasi Rempah

“Kita sangat menjaga ekosistem darat dan laut dari dua pulau itu misalnya dengan mencegah dari adanya upaya  pemboman ikan yang juga merusak alam lautnya, pencegahan pencurian satwa seperti rusa yang adalah makanan komodo. Ini semua sangat berkaitan erat demi kelangsungan hidup ekosistem disana dan juga demi kelangsungan hidup komodo,” katanya.

Bagi masyarakat yang juga ingin melihat Komodo, kata Gubernur VBL, bisa mengunjungi Pulau Rinca. Pasalnya, di Pulau Rinca terdapat 1.300 komodo, dan di Pulau Rinca dikenakan tarif normal. 

"Presiden Jokowi juga telah katakan kalau tidak ingin ke Pulau Komodo dan Pulau Padar maka juga bisa ke Pulau Rinca karena komodo disana juga sama dengan di dua pulau tersebut dan tak ada bedanya,” kata Gubernur.

Baca Juga: Jadi Sekolah Model Jalur Rempah di NTT, SMA 6 Kupang Bertekad Hasilkan Produk Rempah

“Tentunya harus terus kita lakukan sosialisasi agar ekonomi masyarakat berkembang dan terus bertumbuh bersama aspek pariwisata lainnya di Labuan Bajo. Kita lakukan sosialisasi bersama dengan penyebarluasan informasi dengan media sosial,” tambahnya.

Ia juga menegaskan bahwa untuk kelompok atau pihak-pihak yang tidak setuju dan bahkan melakukan intimidasi, ancaman dan rasa takut kepada para wisatawan maka pemerintah akan mengambil langkah tegas. 

"Kami Pemerintah Provinsi NTT dan Forkopimda akan mengambil langkah tegas untuk hal tersebut dan kita juga sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk mengambil langkah tegas terkait itu,” tegasnya.

Baca Juga: Rehab Musala yang Reot Hampir Roboh, Ruben Onsu: Uang Nggak Dibawa Mati

Gubernur VBL juga mengapresiasi Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Setyo Budiyanto melalui langkah  cepatnya dengan menurunkan personilnya yang cukup memadai di Labuan Bajo dan juga dibantu dari Polres Ende dan Polres Manggarai Barat untuk membantu menjaga keamanan agar tetap kondusif dan terhidar dari hal-hal yang tidak diinginkanan.***

Editor: Petrus Damianus Padeng


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x