Warta Sasando- Warga masyarakat kabupaten Ende , provinsi Nusa Tenggara Timur kembali dihebohkan dengan terjadinya perubahan warna danau disalah satu danau Kelimutu dari tiga danau yang ada.
Perubahan warna air danau Kelimutu tersebut yakni pada danau Koofai Nuamuri tersebut juga menjadi heboh di dunia maya.
Kepala BTNK Ende, Hendrikus Siga dikonfirmasi , Kamis , 12 Mei 2022 membenarkan, salah satu danau dari tiga danau mengalami perubahan warna.
Baca Juga: Jelang Kunjungan Jokowi ke Ende, Tim Sekretariat Militer Presiden Survei Rute Persinggahan
Dia menjelaskan, akibat aktivitas gunung api Kelimutu meningkat pada Kamis 12 Mei 2022, berdampak pada perubahan warna salah satu danau di Taman Nasional Kelimutu (TNK) yaitu Danau Nuamuri Koofai atau danau nomor dua di kawasan Taman Nasional Kelimutu.
Perubaban warna pada danau Koofai Nuamuri dari warna sebelumnya hijau ke biru muda.
Dijelaskannya, berdasarkan laporan pengamatan dari petugas lapangan ada aktivitas di dapur magma gunung Kelimutu sehingga menimbulkan gas dan suhu yang tinggi.
Selain itu tandasnya ,ada bau belerang yang cukup tajam di sekitar kawah dan kawasan Taman Nasional Kelimutu.
Meski ada peningkatan aktivitas gunung api tersebut namun pihak Balai Taman Nasional Kelimutu ( BTNK) Ende tidak menutup kawasan TNK terhadap kunjungan para wisatawan .
Dikatakan, pihaknya belum menutup kawasan wisata Kelimutu tersebut karena tidak ada pernyataan dari pihak vulkanologi sebagai otoritas yang berwenang.
Baca Juga: Banggar DPRD Ende Setujui Anggaran Rp2,8 M untuk Kegiatan Peringatan Hari Lahir Pancasila
" Aktivitas gunung meningkat itu hal yang biasa terjadi jelang perubahan warna pada danau" ujarnya sambil menambahkan, ada asap putih di kawah dan bau belerang yang cukup kuat tercium disana.
Hendrikus juga mengatakan , kondisi terakhir, Kamis 12 Mei 2022 petang terpantau di kawasan Taman Nasional Kelimutu,danau nomor dua atau Koofai Nuamuri telah berubah warna dari warna hijau ke biru muda.
Meskipun aktivitas gunung api meningkat sekali lagi Hendrikus Siga mengatakan g
,pihak Balai Taman Nasional Kelimutu tidak menutup kawasan tersebut.
"Kondisi seperti ini merupakan hal yang biasa terjadi sebelum perubahan warna ada aktivitas gunung berapi Kelimutu meningkat.Kami mengambil tindakan menutup kawasan ini jika ada informasi atau pernyataan resmi dari pihak vulkanologi sebagai otoritas yang berwenang," pungkasnya***