Beranda Google Tampilkan Gambar Wajah Siti Latifah Herawati Diah, Siapakah Dia?

- 3 April 2022, 08:02 WIB
Siti Latifah Herawati Diah, sosok yang tampil di Google Doodle Indonesia hari ini, 3 April 2022.
Siti Latifah Herawati Diah, sosok yang tampil di Google Doodle Indonesia hari ini, 3 April 2022. /Google Doodle/

WARTA SASANDO - Hari ini, Minggu 3 April 2022, Google Doodle atau beranda Google menampilkan gambar seorang perempuan bernama Siti Latifah Herawati Diah.

Namanya tentu masih asing di telinga sebagian masyarakat Indonesia. Lantas siapakah Siti Latifa Herawati Diah? Berikut profilnya sebagaimana dilansir wartasasando.com dari Pikiran-Rakyat.com.

Siti Latifah Herawati Diah lahir pada 3 April 1917. Ia adalah jurnalis terkemuka di tanah air yang telah banyak berjasa dalam memperkenalkan Indonesia kepada dunia.

Baca Juga: Kasus Pornografi Dea OnlyFans, Identitas Pacarnya Terungkap dan Sudah Diperiksa Polisi

Pada tahun 1955, Siti Latifah Herawati Diah ikut mendirikan The Indonesian Observer yang menjadi surat kabar berbahasa Inggris pertama di Indonesia.

Surat kabar tersebut menjadi satu-satunya media berbahasa Inggris selama lebih dari satu dekade. Surat kabar ini menampung aspirasi masyarakat dan kesulitan bangsa yang baru merdeka.

Herawati juga pernah menjadi redaktur Harian Merdeka, serta pendiri dan pemimpin redaksi Majalah Keluarga pada tahun 1953 hingga 1997.

Baca Juga: Hasil Sidang Isbat, Awal Puasa Ramadhan Jatuh pada 3 April 2022

Sebelum menekuni profesi wartawan, Herawati sudah aktif dalam berbagai organisasi pelajar dan wanita sejak zaman kolonial hingga kemerdekaan.

Herawati Diah juga dikenal sangat peduli dengan hak-hak perempuan. Ia mendirikan beberapa organisasi perempuan, termasuk Gerakan Pemberdayaan Suara Perempuan, yang memobilisasi perempuan Indonesia untuk memilih.

Selain merayakan ulang tahun Herawati Diah, Google Doodle hari ini juga merayakan warisan Herawati dan jalan yang dia buka untuk perempuan di Indonesia.

Baca Juga: Konferda IV WKRI Keuskupan Agung Ende, Ini Pesan Mgr Vinsensius Sensi Potokota

Peraih penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari pemerintah era Presiden Soeharto itu juga aktif di bidang budaya antara lain sebagai pencetus pencari dana untuk renovasi Candi Borobudur pada 1968 dan pemugaran Keraton Surakarta pada 1985.

Selain itu, Herawati Diah diketahui menggunakan koneksi diplomatiknya untuk melindungi monumen budaya Indonesia.

Dia memimpin upaya untuk mendeklarasikan Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Herawati Diah belajar ilmu jurnalistik di Barnard College, New York. Setelah lulus dan tak lama sebelum Revolusi Nasional Indonesia berlangsung, ia kembali ke tanah air. Ia juga sempat menjadi reporter untuk United Press International (UPI).

Baca Juga: Puisi-puisi Karya Ririntiani Jelita: Langit Biru dan Mulutmu Bagaikan Tertusuk Duri

Herawati yang sempat bekerja di Departemen Luar Negeri pada tahun 1945 hingga 1946 itu merupakan perempuan Indonesia pertama yang lulus dari universitas di Amerika Serikat pada 1941.

Ia menikah dengan sesama jurnalis, Burhanuddin Mohammad Diah atau B.M. Diah, pada 18 Agustus 1942. Kemudian, B.M. Diah menjadi Menteri Penerangan pada tahun 1968.

Siti Latifa Herawati Diah wafat pada 30 September 2016 lalu di Rumah Sakit Medistra Jakarta. Semasa hidupnya, Herawati dikenal memiliki tekad dan semangat yang kuat.***

Editor: Tommy Aquino

Sumber: Pikiran Rakyat Antara


Tags

Terkini