Konferda IV WKRI Keuskupan Agung Ende, Ini Pesan Mgr Vinsensius Sensi Potokota

- 1 April 2022, 18:46 WIB
Uskup Agung Ende, Mgr Vinsensius Sensi Potokota saat memberikan sambutan dalam acara Konferda DPD WKRI Keuskupan Agung Kupang.
Uskup Agung Ende, Mgr Vinsensius Sensi Potokota saat memberikan sambutan dalam acara Konferda DPD WKRI Keuskupan Agung Kupang. /Alex Raja Seko/Warta Sasando/
WARTA SASANDO - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Keuskupan Agung Ende, Jumat 1 April 2022, menggelar konferensi daerah (Konferda) IV di Wisma Emaus, Jalan Diponegoro, Ende, Nusa Tenggara Timur
 
Konferda IV WKRI Keuskupan Agung Ende dihadiri Uskup Mgr Vinsensius Sensi Potokota, Ketua Presidium Dewan Pimpinan Pusat (DPP) WKRI Justina Rostiawati, Asisten Administrasi Setda Ende, Hiparkus Hepy, pengurus dan anggota WKRI serta perwakilan organisasi perempuan.
 
Konferda yang melibatkan wanita Katolik dari tiga wilayah Kevikepan yakni Ende, Nagekeo dan Bajawa ini nantinya berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 1-3 April 2022.
 
 
Uskup Agung Ende Mgr Vinsensius Sensi Potokota saat pembukaan Konferda meminta perempuan untuk menunjukan kelas dan jati diri melalui peran dan tanggung jawab di dalam masyarakat.
 
Karena itu, WKRI diharapkan bisa menjadi ormas yang strategis dalam menunjukkan eksistensinya.
 
Mgr Sensi mengaku terusik dengan jargon-jargon seperti pemberdayaan perempuan, emansipasi, dan lain-lain. Namun faktanya tidak demikian. Oleh karena itua dia berharap wanita bisa eksis dan tidak terbuai dengan jargon tersebut.
 
"Kita masih berada pada jargon-jargon, hanya masih sebatas ingin. Dan laki-laki dituding sebagai orang yang sangat dominan dalam segala hal. Benar itu, dengan demikian tunjukkan eksistensimu," harap Mgr Vinsensius Sensi Potokota.
 
Uskup Sensi meminta wanita Katolik segera menyiapkan kadernya untuk bisa berperan dalam bidang sosio politik. Dan itu harus dimulai dari sekarang.
 
Dia juga berharap, melalui Konferda ini para kader terus didorong untuk berkiprah di bidang sosio politik.
 
Konferensi para uskup sendiri telah mendorong WKRI untuk terus memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara melalui peran yang diemban. Bukan saja di bidang sosial, tetapi juga dicbidang politik. 
 
"WKRI adalah sebuah ormas Katolik yang diutus memberi pelayanan kepada bangsa dan negara. Hadirkan dirimu dalam tugas memberi diri untuk pelayanan bagi bangsa dan negara," pesannya.
 
Uskup Mgr Vinsensius Potokota yang  juga menjabat sebagai Ketua Komisi Kerawam Konferensi Wali Gereja Indonesia juga berharap agar WKRI terus melakukan pembenahan di dalam tubuh organisasinya. Baik dari struktur organisasi, maupun administrasi.
 
Sementara Justina Rostiawati selaku Ketua Presidium DPP WKRI di awal sambutannya menjelaskan sejarah singkat berdirinya WKRI.
 
 
Dia menyebutkan, WKRI berdiri pada 26 Juni 1924 WKRI berdiri. Organisasi ini awalnya disebut Poesara Wanita, yang kemudian bernama WKRI. Pemimpin pertama organisasi ini adalah Soelastri.
 
"Sekelompok perempuan muda zaman itu mengawali lahirnya WKRI ini dengan spirit bela rasa, membela yang lemah," jelasnya.
 
Kepada peserta Konferda, dia berharap mereka bisa merawat dan menjaga keberlangsungan organisasi perempuan Katolik, satu-satunya dalam Gereja Katolik, dengan sungguh-sungguh.
 
 
"Tahun 2024 nanti WKRI akan merayakan ulang tahun ke-100. Semoga keberadaan WKRI berlanjut, dan semakin bermanfaat bagi orang banyak sampai seribu tahun lagi," sebut dia.
 
Wakil Bupati Ende Erikos Emanuel Rede dalam sambutan yang dibacakan Asisten Administrasi Setda Ende Hiparkus Hepy menyampaikan terima kasih dan atensi terhadap pelaksanaan Konferda WKRI ini.
 
WKRI sebut dia, sudah banyak memberikan kontribusi bagi pembangunan di daerah ini. Karena itu dia berharap kerja sama WKRI dengan pemerintah dan masyarakat terus dilakukan karena memang masih dibutuhkan oleh daerah ini.***

Editor: Alex Raja S


Tags

Terkini

x