Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Mulai Diterapkan, Pastikan Anak Tidak Memiliki Komorbiditas

- 18 September 2021, 10:36 WIB
Ilustrasi anak sekolah.
Ilustrasi anak sekolah. /Pixabay.

"Komorbiditas yang paling banyak ditemui pada anak-anak juga termasuk obesitas. Jika anak memiliki komorbiditas, harap mengkonsultasikan kepada dokter anak masing-masing sebelum memutuskan untuk mengizinkan anak-anak melakukan PTM terbatas," ucap Ariantana.

Selain obesitas, penyakit autoimun juga sering ditemukan pada anak-anak.

"Kalau bersikeras untuk melakukan PTM terbatas, anak dengan komorbid tentu harus ketat sekali prokesnya, lalu guru dan anak lain harus menyadari juga hal itu untuk sama-sama melakukan prokes ketat untuk mengurangi risiko tertular," katanya.

Baca Juga: Tren Penurunan Covid Belum Signifikan, Wali Kota Kupang Serahkan Bantuan Konsentrator Oksigen

Selain itu, anak yang melakukan PTM terbatas juga sudah harus dapat memahami dan menjalankan protokol kesehatan mandiri, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, serta mengetahui apa yang boleh dilakukan untuk mencegah transmisi Covid-19 dan hal yang tidak boleh dilakukan karena berisiko tertular atau menularkan.

Kemudian, selain juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat, guru di sekolah juga harus menjadi pengawas bagi anak-anak. Sedangkan untuk sekolah, diimbau agar sebaiknya melakukan persiapan pembukaan sekolah seperti mempertimbangkan kapasitas kelas, sirkulasi udara, durasi belajar, serta ketersediaan fasilitas (alat cek suhu, ruang untuk memisahkan kasus suspek).

Klaster Baru

Di Indonesia, diketahui sudah ada satu sekolah masing-masing di Sumatra Barat dan Kalimantan Barat yang menjadi klaster baru penularan Covid-19 akibat salah seorang siswanya terpapar Covid-19. Ariantana menilai, risiko bahwa sekolah akan menjadi klaster baru penularan Covid-19 akan selalu ada.

Baca Juga: Kedapatan Jual Rokok ke Anak di Bawah Umur, Pemilik Kios Didenda Rp 50 Juta

"Sejauh sekolah tidak memperhatikan kaidah dan pencegahan lewat protokol kesehatan masyarakat ketat maupun vaksinasi yang sudah dianjurkan pemerintah, kemungkinan terjadinya klaster baru bisa terjadi," ujarnya.

Halaman:

Editor: Tommy Aquino

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah