Beasiswa Belum Dicairkan Pemprov NTT, Mahasiswa STIKes Maranatha Terancam Batal Wisuda

- 27 Agustus 2022, 18:05 WIB
Ketua Dewan Pembina Yayasan Maranatha NTT, Drs. Semuel Sellan (kelima dari kiri) dan Ketua STIKes Maranatha Stefanus M. Kiik (ketiga dari kanan) bersama pengurus pengurus yayasan dan dosen usai memberikan penjelasan kepada wartawan seputar persoalan beasiswa, Sabtu, 27 Agustus 2022.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Maranatha NTT, Drs. Semuel Sellan (kelima dari kiri) dan Ketua STIKes Maranatha Stefanus M. Kiik (ketiga dari kanan) bersama pengurus pengurus yayasan dan dosen usai memberikan penjelasan kepada wartawan seputar persoalan beasiswa, Sabtu, 27 Agustus 2022. /Tommy Aquino/Warta Sasando/

Baca Juga: Kisah Sukses Pelaku UMKM di Kupang, Raih Omset Ratusan Juta Hingga Buka Cabang di Luar NTT

Menurut Semuel, dalam penyaluran beasiswa bagi mahasiswa untuk dua tahun pertama, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Biro Keuangan. Urusannya pun berjalan lancar. Namun dalam koordinasi penyaluran beasiswa tahun ketiga, Biro Keuangan menyarankan untuk audiens dengan gubernur.

"Terhitung sejak Februari 2022, sudah sekitar lima kali kami berusaha untuk bertemu pak gubernur, tapi tidak pernah berhasil. Jadi mohon maaf, sebetulnya tidak etis kami menempuh cara ini (menyampaikan kepada media, red). Tapi inilah kondisinya," ujarnya.

"Kalau hanya 10 atau 20 orang, yayasan mungkin mampu biayai. Tapi mahasiswa yang menerima beasiswa ada ratusan orang dan itu butuh biaya yang besar," tambah Semuel.

Sementara Ketua STIKes Maranatha, Stefanus Mendes Kiik, S.Kep.Ns., M.Kep.,Sp.Kep.Kom., mengatakan, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat pada dasarnya baik dan sangat memperhatikan masa depan anak-anak NTT.

"Beasiswa ini ada karena awalnya beliau tertarik dengan salah satu program kita yakni mengirimkan tenaga kerja perawat terampil ke Jepang. Ini sejalan dengan program kerja pemerintah," katanya.

Stefanus menyebutkan, mahasiswa yang direkrut dan masuk kuliah pada September 2019 sebanyak 157 orang. Yang mendapatkan beasiswa ada yang berasal dari Amfoang, Amarasi, Semau, dan beberapa daerah lainnya.

"Mahasiswa di sini, selesai kuliah dalam waktu 3 tahun dan ada yang 5 tahun. 22 orang dari Prodi DIII Kebidanan dan 41 orang dari Prodi DIII Keperawatan akan selesai tahun ini. Sementara mahasiswa Prodi S1 Keperawatan selesai di tahun 2023. Mereka akan lanjut profesi Ners dan selesai tahun 2024," jelas Stefanus.

Stefanus menambahkan, pengajuan beasiswa untuk tahun ini lebih besar dari dua tahun pertama karena sebagian mahasiswa hendak diwisuda. Ada yang hendak mengikuti uji kompetensi dan turun praktik, serta ada yang hendak menyelesaikan tugas akhir.

"Masuk semester akhir, mahasiswa akan turun praktik. Dua bulan di rumah sakit dan puskesmas, satu bulan mereka turun ke komunitas di desa-desa. Biayanya untuk satu mahasiswa saja itu tidak sedikit. Sekarang ada ratusan mahasiswa penerima beasiswa, tentu yayasan tidak mampu talangi semua biaya," ungkapnya.***

Halaman:

Editor: Tommy Aquino


Tags

Terkini