Peneliti Dunia Sebut Kalimantan Punya Pohon Berusia Empat Juta Tahun

5 Mei 2022, 14:56 WIB
Pohon tertua di Kalimantan berusia 4 juta tahun /Penn State University/

Kalimantan Disorot Peneliti Dunia, Sebut Borneo Punya Pohon Berusia Empat Juta Tahun


Peneliti Dunia Sebut Kalimantan Punya Pohon Berusia Empat Juta Tahun

WARTA SASANDO - Indonesia patut berbangga. Peneliti dunia menyebut Kalimantan memiliki pohon tertua di dunia bahkan berusia sekitar empat juta tahun.

Keberadaan pohon tertua berusia empat juta tahun di Kalimantan ini diungkap peneliti dan profesor geosains di Penn College Earth and Minaral Sciences, Peter Wilf.

Peter menjelaskan bahwa penemuan ini diketahui setelah tim mempelajari fosil daun pohon Dipterocarpa yang mirip dengan periode Epoch Pliosen.

Baca Juga: Tujuh Kelemahan Lionel Messi yang Jarang Diketahui

Dipterocarpa merupakan kelompok pohon dominan di Kalimantan. Dipterocarpa sendiri merupakan pohon hutan tropis yang tingginya hampir 100 meter.

"Ini adalah demonstrasi pertama bahwa bentuk kehidupan dominan yang khas di Kalimantan dan seluruh daerah tropis basah Asia, pohon dipterocarpa, tidak hanya hadir tetapi sebenarnya dominan," kata Peter Wilf seperti dikutip wartasasando.com dari ndtv.

Ia juga mengakiu bahwa telah menemukan banyak fosil Dipterocarpa daripada tumbuhan lainnya di Kalimantan.

Baca Juga: Larangan Ekspor CPO oleh Jokowi Mulai Terasa di Korea Selatan

"Kami menemukan lebih banyak fosil dipterokarpa daripada kelompok tumbuhan lainnya," ujarnya menambahkan.

Di Kalimantan, kata Peter, merupakan rumah bagi hampir 270 spesies Dipterocarpa. Hal ini menunjukan bahwa Kalimantan memiliki lebih dari setengah spesies global.

Dalam laporan itu, peneliti juga menginformasikan bahwa Dipterocarpa adalah salah satu pohon tropis tertinggi di dunia. Bahkan, dipterokarpa mampu memiliki ketinggian sampai 100 meter.

Baca Juga: Ini Lima Pemain Liverpool yang Tampil Bagus saat Mengalahkan Villarreal

Namun begitu, fosil batuan daun dipterocarpa sulit ditemukan karena banyak tertutup hal-hal di dalam hutan.

Untuk itu, tim memilih fosil serbuk sari yang ditemukan dengan mudah karena bersifat meluruh begitu cepat.

Lewat fosil serbuk sari, peneliti masih meragukan gambaran keseluruhan dari studi itu, menyebut ini bisa menghasilkan hipotesis bias.

Baca Juga: Cetak Gol Saat Manchester United Bantai Brentford, Ini Rekor Baru Cristiano Ronaldo
Pada akhirnya, studi baru itu menggabungkan serbuk sari dan fosil daun untuk identifikasi dunia purba bakau dan rawa-rawa.

Wilf menyebut tim peneliti benar-benar harus melihat seperti apa lingkungan jutaan tahun lalu itu.

Nantinya, temuan terbaru hasil studi itu, akan menambah pembenaran lebih lanjut untuk melestarikan hutan prasejarah itu.

Baca Juga: Turut Rayakan Idul Fitri, Joe Biden: Muslim Buat Bangsa Kita Kuat

Sementara itu, keanekaragaman hayati tropis Asia saat ini berada dalam ancaman berat, tetapi menurut peneliti, Kalimantan masih memainkan peran penting dalam mendukung pelestarian itu.***

Editor: Petrus Damianus Padeng

Sumber: Pikiran Rakyat NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler