Selama Pembelajaran Jarak Jauh, Angka Kekerasan dan Eksploitasi Terhadap Anak Meningkat

- 18 September 2021, 08:22 WIB
Ilustrasi kekerasan anak.
Ilustrasi kekerasan anak. /Pixabay/Counselling

Disebutkannya, sikap orang tua yang memarahi anaknya sudah masuk pada kategori kekerasan verbal, Sedangkan kemarahan yang dilakukan dengan cara mencubit atau menjewer anak, sudah masuk pada kekerasan fisik yang sebenarnya tidak boleh terjadi.

"Bahkan sampai saat ini kami masih banyak mendapatkan laporan jika kekerasan terhadap anak masih saja berlangsung. Hal ini dikarenakan meskipun saat ini sudah mulai diberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM), tapi kan masih terbatas sehingga anak masih banyak belajar di rumah," katanya.

Rahmat berharap, kekerasan terhadap anak selama PJJ tidak lagi terjadi. Hal tersebut menjadi perhatian pihaknya karena akan memberikan dampak psikologis secara tidak langsung terhadap anak.

Baca Juga: 3 Tahun Cabuli Anak Kandung, Ayah Bejat di Manggarai Diancam 20 Tahun Penjara

Rahmat juga menyampaikan, selain kekerasan baik verbal maupun fisik yang dialami anak, selama PJJ juga telah terjadi angka kasus eksploitasi terhadap anak oleh orang tuanya. Karena tak sekolah, tak sedikit anak yang akhir-akhir ini harus bekerja mencari uang meski tak secara langsung disuruh oleh orang tuanya.

Ia mencontohkan, saat ini banyak badut ngamen yang ternyata dilakukan oleh anak-anak. Sebagian dari mereka memang tidak disuruh oleh orang tuanya untuk menjadi badut ngamen guna menghasilkan uang akan tetapi orang tua mereka malah turut menikmati uang hasil ngamen anaknya.

"Banyak orang tua yang berkilah jika anaknya menjadi badut untuk ngamen mencari uang karena keinginannya sendiri. Namun ironisnya para orang tua malah ikut-ikutan menikmati uang hasil ngamen anak-anaknya sehingga ini juga masuk kategori eksploitasi anak," ucap Rahmat.

Baca Juga: Mengaku Dianiaya dan Mohon Perlindungan, Nenek di Bekasi Tulis Surat Terbuka untuk Jokowi

Menurutnya, kebiasaan anak seperti itu juga dapat menimbulkan dampak yang negatif terhadap mental dan pendidikan anak. Hal ini dikarenakan sejak kecil mereka sudah terbiasa hidup di jalanan dimana kemungkinan mereka akan bertemu dengan hal-hal yang tidak wajar.

Masih menurut Rahmat, karena sudah terbiasa mencari dan mendapatkan uang sendiri, maka anak juga akan merasa enggan untuk kembali sekolah. Mereka akan berpikiran untuk apa sekolah kalau mereka sudah bisa menghasilkan uang sendiri.

Halaman:

Editor: Tommy Aquino

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkini

x