Pesparani 2022 adalah Wujud Kecintaan Gereja Katolik untuk Tanah Air

- 28 Juli 2022, 00:18 WIB
Panitia Pesparani Nasional dan Tingkat Provinsi NTT Tahun 2020
Panitia Pesparani Nasional dan Tingkat Provinsi NTT Tahun 2020 /Patrick/

WARTA SASANDO - Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN), Prof. Drs. Adrianus Eliasta Sembiring Meliala, M.Si., M.Sc, Ph.D, mengatakan bahwa, Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) II Tingkat Nasional dan Provinsi NTT tahun 2022 merupakan wujud kecintaan Gereja Katolik untuk tanah air Indonesia. 

Pasalnya, ajang Pesparani yang akan digelar di NTT tepatnya di Kota Kupang pada 28 - 31 Oktober 2020 yang dihadiri peserta dari seluruh provinsi akan menampilkan warna kebangsaan. 

"Melalui acara ini, kita menampilkan warna kebangsaan yang sangat kuat. Maka, warna merah putih warna kebangsaan akan sangat kuat," ujar Profesor Adrianus kepada wartawan di Kupang pada Rabu, 27Juli 2022.

Baca Juga: Anggota DPRD NTT Desak Pemerintah Segera Bekukan Seluruh Aktivitas PT RAB

Dengan menampilkan warna kebangsaan dalam ajang Pesparani ini, lanjut Adrianus diharapkan dapat menguatkan rasa cinta generasi muda Katolik Indonesia untuk selalu cinta tanah air dan kecintaan terhadap NKRI. 

"Wujud pesparani ini kita tuangkan dalam konteks kecintaan pada tanah air. Artinya, ketika kita bernyanyi sesuatu yang bernuansa liturgi, tidak liturgi untuk liturgi tapi liturgi untuk tanah air. Kita bernyanyi untuk Tuhan dan tanah air," ungkapnya. 

"Kegiatan Pesparani dalam mengembangkan seni budaya gereja adalah satu jenis pastoral baru bagi gereja Katolik. Melalui kegiatan bernyanyi, melalui kegiatan baca kitab suci maka akan ada suatu kecintaan lain terhadap Tuhan," tambahnya. 

Baca Juga: Abaikan Dugaan Perekrutan TKW yang Cacat Prosedur, Johanis Mau: Pemerintah Apresiasi Kinerja PT RAB

Ia juga menjelaskan bahwa tugas dari LPK3N sesuai dengan status yang ditandatangani oleh Menteri Agama dan didukung oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia adalah mendukung dan mengembangkan seni budaya Gereja Katolik melalui Pesparani. 

Halaman:

Editor: Petrus Damianus Padeng


Tags

Terkini

x