Masyarakat Umum Bakal Terima Vaksin Booster di 2022

- 26 Oktober 2021, 23:47 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Update vaksin Covid-19 Bogor Puskesmas Nanggung 9 Oktober 2021.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Update vaksin Covid-19 Bogor Puskesmas Nanggung 9 Oktober 2021. /Pixabay/fernandozhiminaicela

WARTA SASANDO - Meski vaksin booster atau vaksin ketiga Covid-19 dianggap penting untuk meningkatkan antibodi secara penuh agar terhindar dari virus Corona, kenyataannya masih ada pro dan kontra di tengah masyarakat.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah melakukan penelitian terhadap jenis vaksin yang ideal bagi booster bekerja sama dengan Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization Indonesia dan sejumlah perguruan tinggi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penelitian bertujuan untuk melihat kombinasi mana yang paling baik untuk dijadikan vaksin booster.

"Antara Sinovac, Sinonovac, boosternya Sinovac atau Sinonovac. Sinovac dan AstraZeneca atau Sinovac, Sinovac dan Pfizer. Demikian juga dengan AstraZeneca, AstraZeneca dan AstraZeneca atau (vaksin booster) yang ketiga Sinovac dan Pfizer," katanya.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Nataru, Jokowi Imbau Percepat Vaksinasi

Menkes Budi menyebutkan, penelitian tersebut tengah berjalan dan diharapkan rampung pada akhir 2021.

"Harapannya penelitian bisa selesai, sehingga menjadi basis kita mengambil kebijakan untuk ke depannya," katanya.

Ia menyebutkan bahwa Kemenkes turut mengamati perkembangan vaksin booster yang tengah berjalan di tujuh negara.

"Ada tujuh negara yang juga sama-sama sedang menyuntikkan vaksin booster," katanya.

Disebutkan bahwa Kementerian Kesehatan mengkategorikan masyarakat dengan defisiensi imunitas seperti penderita HIV dan kanker dalam kelompok prioritas penerima vaksin booster Covid-19 yang direncanakan bergulir 2022.

Baca Juga: Sebarkan Informasi Palsu soal Vaksin Covid-19, Presiden Brasil Disanksi Facebook dan YouTube

Ia menekankan bahwa sebagaimana anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin booster diberikan kepada masyarakat yang berisiko tinggi dan/atau yang tengah mengalami defisiensi imunitas.

"Sesuai dengan saran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), booster ini akan diberikan ke kalangan masyarakat yang berisiko tinggi dan yang sedang mengalami defisiensi imunitas," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Ia mengatakan bahwa pemberian vaksin booster yang tengah berlangsung saat ini adalah kelompok masyarakat yang berisiko tinggi, yaitu tenaga kesehatan dan lanjut usia (lansia).

"Tenaga kesehatan dan lanjut usia (lansia)," katanya.

Baca Juga: 46 Ribu Pendaftar Kartu Prakerja Gelombang 22 yang Lolos Bakal Dapat SMS Pemberitahuan

Sementara itu, ia menekankan bahwa masyarakat yang masuk ke dalam kategori terganggu imunitasnya adalah masyarakat yang mengidap HIV dan kanker.

Menurutnya, wacana pemberian vaksin penguat atau booster kepada masyarakat umum di Tanah Air semakin menguat untuk bergulir pada 2022.

"Tahun depan rencananya memang kita akan memberikan booster," katanya yang dikutip dari Antara, Selasa, 26 Oktober 2021.***

Editor: Alex Raja S

Sumber: Pikiran Rakyat Antara


Tags

Terkini

x