Hanya Berjarak 10 Km dari Pusat Ibukota, SMP di Ende Ini Tidak Ada Akses Internet

- 23 November 2021, 17:52 WIB
siswa SMPSatu Atap Koawena Butuh Jaringan
siswa SMPSatu Atap Koawena Butuh Jaringan /Alex Raja S/

 

Warta Sasando- Masih banyak wilayah di kabupaten Ende provinsi Nusa Tenggara Timur yang belum memiliki jaringan internet.
Bukan saja wilayah yang terletak jauh dari pusat kota melainkan juga yang letaknya dekat dengan ibu kota kabupaten.
 
Ini yang membuat kesulitan tersendiri bagi masyarakat tidak terkecuali para Siswa.
 
Seperti yang dialami oleh Sekolah Menengah Pertama Satu Atap Koawena kelurahan Rewarangga kecamatan Ende Timur kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur.
 
Letaknya relatif dekat dengan ibu kota kabupaten yakni sekitar 10 kilometer.Namun tidak ada jaringan sama sekali.Hal ini menjadi persoalan dalam proses belajar mengajar , khususnya dalam masa pandemi seperti sekarang ini.
 
Hal ini dikeluhkan oleh Kepala Sekolah Satu Atap Koawena kelurahan Rewarangga kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Yakobus Pati ,Senin 22 November 2021.
 
Dia menyebutkan, persoalan mulai muncul saat adanya informasi dari pihak Dinas Pendidikan yang surat menyurat menggunakan sistem on line.
 
"Kendalanya tidak ada jaringan.Kalau ada info mendesak yang harus disikapi, kami tidak bisa .Baru pulang rumah atau dijalan ada signal baru kami tahu.Kalau seperti ini,kami terlambat" ujar Yakobus Pati.
 
Dia menyebutkan, selain itu para siswa juga akan mengikuti ujian assessment ANBK, dan itu perlu adanya jaringan Internet.Dan ini wajib. 
 
Dia menyebutkan, Kementrian Pendidikan beberapa waktu lalu telah memberikan bantuan peralatan TIK seperti Chrombook, namun hingga sekarang belum bisa digunakan karena ketiadaan jaringan internet.
 
" Kami harap Pemerintah bisa memperhatikan hal ini.Bukan saja untuk kepentingan para siswa atau pun guru namun masyarakat keseluruhan" ujarnya.
 
Sementara itu salah seorang siswa Eleonora Yosefina Mbire juga mengatakan hak yang sama.Siswa kelas IX ini menyebutkan saat pandemi Covid-19 seperti sekarang para siswa belajar secara daring.
 
" Kami harus pergi ketempat yang ada signal baru bisa kerjakan tugas atau belajar dari internet" kata Eleonora.
 
Yakobus Gusa salah seorang guru di Sekolah Menengah Pertama Satu Atap Koawena juga mengatakan kesulitan yang dialami saat memasukkan data Dapodik.Dia harus ke ibu kota kabupaten untuk menginput data tersebut.
 
Yakobus Gusa yang juga sebagai operator di sekolah tersebut mengatakan, pada  12 Oktober 2021 yang lalu Sekolah Menengah Pertama Satu Atap Koawena mendapatkan bantuan dari Kementrian.
 
Bantuan peralatan pendidikan ( peralatan TIK) tahun 2021 dari Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Dirjen Pendidikan dan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
 
" Namun alat - alat tersebut belum bisa digunakan karena terkendala tidak ada jaringan dan kini masih tersimpan rapi di ruangan" ujar Yakobus Gusa.
 
Bantuan dengan total harga Rp 88,330.000 tersebut terdiri dari 15 unit Zyrex Chrombook,Proline PBN 300GL smart 4G LTE Wireless Router 1 unit  dan juga 1 unit View Sonic PA 530 serta Zyrex Connector VHP 1 unit. 
 
Lurah Rewarangga kecamatan Ende Timur Nusa Tenggara Timur,Antonius Adriyanto berjanji akan memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan dari Sekolah tersebut dan juga masyarakat pada umumnya.
 
" Saya minta sekolah untuk bisa membuat proposal.Saya akan komunikasi para pihak terkait" ujar Lurah Rewarangga.
 
Dia juga mengatakan, dalam Musrenbang Kelurahan nantinya bisa dimasukkan dalam usulan sehingga menjadi dasar pengusulan ketingkat lebih diatas.
 
" Namun yang lebih penting buatlah proposal, dan saya coba mendekati para pihak" pungkasnyanya.***
 

Editor: Alex Raja S


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah