Tiga Desa di NTT Jadi Pionir Penyelenggaraan Statistik pada Level Administrasi Terkecil

- 28 September 2021, 01:34 WIB
Koordinator Fungsi Reformasi Birokrasi dan Satu Data Indonesia BPS NTT, Indra Sofyan Souri saat menyampaikan materi dalam workshop memperingati Hari Statistik Nasional, Senin 27 September 2021..
Koordinator Fungsi Reformasi Birokrasi dan Satu Data Indonesia BPS NTT, Indra Sofyan Souri saat menyampaikan materi dalam workshop memperingati Hari Statistik Nasional, Senin 27 September 2021.. /Tommy Aquino/Warta Sasando/

WARTA SASANDO - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Senin 27 September 2021, menggelar workshop untuk mensosialisasikan program Desa Cinta Statistik (Desa Cantik).

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Statistik Nasional ini melibatkan wartawan dari berbagai media massa.

Pemateri tunggal dalam workshop ini yakni Indra Sofyan Souri selaku Koordinator Fungsi Reformasi Birokrasi dan Satu Data Indonesia BPS NTT.

Indra di awal penyampaian materi 'NTT Satu Data dari Desa Melalui Desa Cantik' menjelaskan, data itu penting dalam perencanaan pembangunan. Membangun negeri ini memang mahal, namun akan jauh lebih mahal kalau dibangun tanpa berbasis data.

"Bapak Presiden Jokowi menyebut data adalah jenis kekayaan baru bangsa kita, oleh karena itu kedaulatan data harus diwujudkan," sebut Indra dalam workshop yang dipandu Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS NTT, Matamira B. Kale.

Indra mengatakan, ada pendapat yang menyebutkan data ada di mana-mana, tetapi tidak ada di mana-mana. Pendapat ini benar karena setiap instansi kerap mengklaim memiliki data akurat, namun ketika ditanya, ternyata tidak ada data.

"Ini menjadi perjuangan BPS dalam melakukan pembinaan statistik sektoral agar setiap institusi memiliki data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan serta mudah diakses," tandasnya.

Pembangunan yang tepat sasaran, lanjut Indra, berawal dari data yang berkualitas. Oleh karena desa tidak lagi dianggap sebagai obyek pembangunan melainkan subyek dan ujung tombak pembangunan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka data yang berkualitas harus dimulai dari desa.

Di level desa/kelurahan, kata Indra, statistik itu penting sebagai dasar informasi dalam proses pembangunan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Tetapi masalahnya ada pada sumber daya manusia (tingkat pendidikan). Juga infrastruktur internet yang belum merata dari Sabang sampai Merauke.

Halaman:

Editor: Tommy Aquino

Sumber: Warta Sasando


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x