'Sindir' Eksekutif, Ketua DPRD NTT: Jangan Teman Berpesta, Kami yang Cuci Piringnya

- 10 September 2021, 10:26 WIB
Ketua DPRD NTT, Emi Nomleni (tengah) didampingi Wakil Gubernur NTT,  Josef Nae Soi (kiri) dan Wakil Ketua I DPRD NTT, Chris Mboeik berjalan bersama usai sidang paripurna, Kamis, 9 September 2021.
Ketua DPRD NTT, Emi Nomleni (tengah) didampingi Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi (kiri) dan Wakil Ketua I DPRD NTT, Chris Mboeik berjalan bersama usai sidang paripurna, Kamis, 9 September 2021. /Warta Sasando/Fb Emi Nomleni

WARTA SASANDO - Ada yang menarik dari sambutan Ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Emelia J. Nomleni pada rapat paripurna penutupan masa persidangan III tahun sidang 2020-2021 dan pembukaan masa persidangan I tahun sidang 2021-2022, Kamis, 9 September 2021.

Di akhir pidatonya, wanita yang akrab disapa Emi Nomleni menyentil kemitraan antara legislatif dan eksekutif yang sudah berjalan selama dua tahun. Emi menyebutkan, dalam perencanaan program dan kegiatan untuk kebaikan rakyat, ada perbedaan-perbedaan di antara legislatif dan eksekutif. Kendati demikian, legislatif dan eksekutif berusaha berjalan bersama untuk melayani rakyat. Oleh karena itu, ia berharap agar kemitraan antara eksekutif dan legislatif tidak dibarengi dengan dusta.

"Karena itu dalam kemitraan ini, kami meminjam istilah beberapa sahabat walaupun mungkin dalam konteks yang berbeda. Janganlah teman berpesta dan kami yang mencuci piringnya. Ya, jangan ada dusta di antara kita," ungkap Emi yang langsung disambut tepuk tangan semua pejabat yang hadir dalam rapat paripurna.

Sebelumnya, Emi pada kesempatan yang sama juga menyentil masalah Covid-19 yang memporak-porandakan seluruh peradaban di muka bumi, termasuk di NTT. "Yang susah bertambah susah, yang miskin semakin menjadi miskin," katanya.

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi NTT itu mengatakan, Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai salah satu jalan keluar untuk menekan angka Covid-19, menyebabkan kegiatan sosial kemasyarakatan dibatasi. Semua itu demi penghargaan kepada nyawa manusia.

Seiring dengan turunnya status PPKM dari level 4 ke level 3 (untuk Kota Kupang), Emi mengajak semua pihak dan khususnya pejabat publik untuk tidak menambah beban masyarakat dengan lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertutur kata sehingga tidak membuat kegaduhan di publik. Jika tidak berhati-hati, maka aparat keamanan dan Satgas Covid-19 akan dilematis dalam menegakkan aturan, sehingga masyarakat pada akhirnya bersikap masa bodoh.

Sikap anggap enteng itu, menurut Emi, sangat melukai orang-orang yang terdampak dan menjadi korban Covid-19, melukai tenaga kesehatan serta aparat keamanan dan Satgas Covid-19. Untuk itu, dewan terus mendukung pemerintah provinsi, kabupaten dan kota lewat ujung tombak aparat keamanan dan Satgas Covid-19 agar dalam penerapan PPKM level 3 tidak kendor sedikitpun dan menjadi panutan, sehingga masyarakat tetap taat protokol kesehatan.

"Kami memberikan apresiasi setinggi tingginya kepada tenaga kesehatan, dokter, perawat, cleaning servis, tenaga pemulasaraan jenazah, sopir mobil jenasah, tenaga penggali kubur, aparat keamanan, satgas Covid-19 dan seluruh masyarakat yang tidak pernah lelah, bahkan tidak pernah tidur dan kehilangan kenyamanan hanya untuk memberi penghargaan kepada manusia dan merawat kehidupan," ungkap Emi.

Untuk diketahui, rapat paripurna tersebut dihadiri Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi bersama unsur Forkopimda. Dari unsur pimpinan DPRD NTT, selain Emi Nomleni, hadir Wakil Ketua I, Chris Mboeik. ***

Halaman:

Editor: Tommy Aquino

Sumber: Warta Sasando


Tags

Terkini

x