WARTA SASANDO - Sebagian besar wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) berpotensi mengalami bencana kekeringan.
Pasalnya, saat ini zona musim hujan di NTT masih berada dalam periode musim kemarau.
Berdasarkan data yang dilansir WartaSasando.com dari laman resmi Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Kamis 23 September 2021, terdapat 55 kecamatan di NTT dengan status awas kekeringan meteorologis.
Baca Juga: BMKG: Waspada Ancaman Bencana Kekeringan di NTT
55 kecamatan tersebut tersebar di 9 kabupaten/kota. Berikut rincian kecamatan dengan status awas kekeringan meteorologis.
Belu
Kota Atambua
Kupang
Amabi Oefeto, Amabi Oefeto Timur, Amarasi, Amarasi Barat, Fatuleu, Fatuleu Barat, Kupang Barat, Kupang Tengah, Kupang Timur, Semau, Sulamu dan Taebenu
Kota Kupang
Alak, Kelapa Lima, Kota Lama, Kota Raja, Maulafa dan Oebobo
Nagekeo
Aesesa Selatan
Rote Ndao
Landu Leko, Lobalain, Ndao Nuse, Pantai Baru, Rote Barat, Rote Barat Daya, Rote Barat Laut, Rote Selatan, Rote Tengah dan Rote Timur
Sabu Raijua
Hawu Mehara, Raijua, Sabu Barat, Sabu Liae, Sabu Tengah dan Sabu Timur
Sumba Barat
Wanokaka
Sumba Tengah
Katiku Tanah Selatan, Umbu Ratu Nggay dan Umbu Ratu Nggay Barat
Sumba Timur
Haharu, Kahaungu Eti, Kambata Mapambuhang, Karera, Kota Waingapu, Lewa, Lewa Tidahu, Mahu, Ngadu Ngala, Paberiwai, Pahunga Lodu, Pandawai, Rindi, Umalulu dan Wulla Waijelu.
BMKG merekomendasikan daerah-daerah dengan status peringatan dini kekeringan meteorologis untuk melakukan langkah-langkah antisipasi.
Diantaranya, budidaya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air. Waspada kebakaran hutan, lahan dan semak serta hemat penggunaan air bersih.***