Protes Kenaikan Harga Pertamax Belum Usai, Pemerintah Beri Sinyal Naikkan Harga Pertalite dan Solar

- 13 April 2022, 18:10 WIB
Ilustrasi - Petugas SPBU melayani pembelian BBM.
Ilustrasi - Petugas SPBU melayani pembelian BBM. /Antara/M Agung Rajasa/

WARTA SASANDO - Di tengah riak-riak protes masyarakat terhadap kenaikan harga Pertamax, pemerintah justru memberi sinyal akan menaikan harga dua jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) lainnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar akan dinaikan sebagai langkah strategis pemerintah dalam menghadapi dampak kenaikan harga minyak mentah dunia.

"Dalam (strategi) jangka menengah dan panjang, penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti (kendaraan listrik, bahan bakar gas, bioetanol, maupun BioCNG)," kata Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu, 13 April 2022.

Baca Juga: Dana Desa yang Masuk ke NTT Mencapai Rp19 Triliun, Ini Rinciannya

Dia menjelaskan bahwa ketegangan geopolitik global yang terjadi saat ini telah menyebabkan harga minyak mentah dunia melambung tinggi.

Hal itu pun menyebabkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Maret 2022 mencapai 98,4 dolar AS (Rp1,4 juta) per barel.

Menurut Arifin Tasrif, angka ICP ini jauh di atas asumsi APBN yang hanya mengasumsikan sebesar 63 dolar AS (Rp904 ribu) per barel.

"Adapun rata-rata crude price Aramco untuk elpiji telah mencapai 839,6 dolar AS per metrik ton di mana asumsi awal kami di tahun 2022 hanya sebesar 569 dolar AS per metrik ton," tuturnya, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Jadi Ketua KPU Periode 2022-2027, Ini Profil dan Harta Kekayaan Hasyim Asy'ari

Selain menyesuaikan harga Pertalite dan Solar, pemerintah juga telah menyiapkan strategi jangka pendek untuk menambah kuota dua jenis BBM bersubsidi tersebut.

Strategi jangka pendek itu dilakukan agar Pemerintah bisa memenuhi kebutuhan BBM masyarakat.

Pemerintah berencana menambah kuota Pertalite sebanyak 5,45 juta kiloliter menjadi 28,50 juta kiloliter karena kelebihan kuota realisasi penyaluran sebesar 14 persen pada periode Januari sampai Maret 2022.

Baca Juga: Kemendikbudristek Buka 758 Ribu Formasi Guru ASN PPPK Tahun 2022, Persiapkan Dirimu!

Sedangkan untuk kuota solar, diusulkan bertambah sebanyak 2,28 juta kiloliter menjadi 17,39 juta kiloliter.

Pemerintah menambah kuota solar subsidi karena BBM jenis ini juga mengalami kelebihan kuota realisasi penyaluran sebanyak 9,49 persen periode Januari sampai Maret 2022.

Kelebihan kuota terjadi akibat peningkatan aktivitas pertambangan dan perkebunan karena harga komoditas global yang naik.

Baca Juga: Kasus Pengeroyokan Ade Armando, Polisi Tetapkan Enam Tersangka, Empat Orang Masih Buron

Pada APBN 2022, volume kuota Pertalite sebanyak 23,05 juta kiloliter dengan angka realisasi 6,48 juta kiloliter sampai dengan 2 April 2022, sehingga menyisakan kuota Pertalite sebanyak 16,57 juta kiloliter.

Sementara volume kuota Solar subsidi sebanyak 15,10 juta kiloliter dengan realisasi penyaluran mencapai 4,08 juta kiloliter, dan menyisakan kuota sebanyak 11,02 juta kiloliter.***

Editor: Tommy Aquino

Sumber: Pikiran Rakyat Antara


Tags

Terkini