Kisah Sukses Pelaku UMKM di Kupang, Raih Omset Ratusan Juta Hingga Buka Cabang di Luar NTT

- 24 Agustus 2022, 21:16 WIB
Direktur Tk Watukosek, Bunafasia Kolo bersama karyawannya
Direktur Tk Watukosek, Bunafasia Kolo bersama karyawannya /Patrick Padeng/

WARTA SASANDO - Bagi sebagian Pegiat Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Kupang, agar mampu meraih kesuksesan tidaklah mudah seperti membalik telapak tangan. 

Hal ini pun dialami Bunafasia Kolo. Berkat kerja keras dan semangat untuk merubah hidup, Wanita kelahiran Kabupaten Malaka ini mampu meraih penghasilan ratusan juta setiap bulan dari usahanya di bidang tekstil. 

Kepada wartasasando.com, ia mengisahkan, perjalanan menjadi seorang pengusaha sukses hingga saat ini harus dilalui dengan berbagi lika liku yang menguji kesabaran dan keuletan.

Baca Juga: Lantik Pengurus DPD SMSI Kota Kupang, Ini Pesan Ketua DPW SMSI NTT

Toko Watukosek yang dirintis Bunafasia sejak tahun 2014 ini, yang awalnya hanya sebuah toko kecil menjual atribut seperti bordiran, kini mampu mempekerjakan 43 tenaga kerja dari NTT dan Luar NTT. 

"Awalnya tidak ada mesin jahit. Hanya toko untuk menjual atribut seperti bordiran. Tetapi semua bahanya masih diambil dari luar," ujar Bunifasia Kolo kepada wartawan, Rabu 24 Agustus 2022.

Atas dukungan dan motivasi dari berbagai pihak, di tahun 2018, Bunafasia kemudian berpikir untuk membuka toko konveksi, dengan modal seadanya, berkat hasil tabungan yang dimiliki dari usaha awal penjualan atribut.

Mesin Bordir milik Tk Watukosek
Mesin Bordir milik Tk Watukosek

Baca Juga: Wali Kota Jeriko Luncurkan Ikon Baru Kebanggan Kota Kupang

"Dari situ saya mulai punya pemikiran untuk membuka toko konveksi sendiri, dan semua seragam bisa kami produksi dengan hasil dan kualitas yang bagus disini," jelasnya.

Ia menjelaskan, bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan seragam menggunakan kain yang berkualitas tinggi, seperti kain jenis woll dan super woll.

Di toko Watukosek, kata Bunafasia, dapat memproduksi semua jenis pakian seperti jas untuk anggota DPRD, bupati, seragam kepala desa, linmas, dan lain sebagainya, dengan harga bervariasi.

Baca Juga: Jelang Sensus Pertanian 2023, BPS NTT Imbau Masyarakat Jujur Sampaikan Data

Berkat ketekunannya, kini Bunafasia telah mampu membuat cabang TK Watukosek di Sumba Timur, Malaka, Belu, Ende dan Kota Kupang juga di luar NTT seperti di Bandung dan Jakarta. 

"Sekarang omzet perbulan bisa ratusan juta. Semoga Watukosek ini semakin maju, dan bisa memproduksi pakian di atas 1000 pcs per hari, dengan mesin bordir 24 kepala yang akan kami datangkan," ungkapnya.

Ia menambahkan, kehadiran Watukosek di NTT, khusunya Kota Kupang sangat membantu, karena pihaknya mampu merangkul generasi muda yang putus sekolah, untuk bergabung dan berkreasi bersama.

Baca Juga: PLN Pasok Kawasan El Tari Ende dengan Listrik Kualitas Premium

"Jadi anak-anak yang putus sekolah kita rangkul untuk belajar menjahit disini, sekaligus membantu pemerintah membuka lapangan pekerjaan untuk anak-anak di NTT," pungkasnya.

Manager TK. Watukosek, Alfons Asa, menjelaskan, pihaknya dalam sehari mampu memproduksi pesanan seragam sebanyak 500 hingga 600 pcs, diluar pesanan jas.

"Karena kalau jas, maksimal satu hari itu hanya satu saja. Sebab kita butuh ketelitian dan kualitas. Kalau seragam bisa 500-600 pcs per hari," jelas Alfons.

Tenaga Ahli asal Bandung saat memberikan pelatihan bagi karyawan Tk Watukosek
Tenaga Ahli asal Bandung saat memberikan pelatihan bagi karyawan Tk Watukosek

Baca Juga: OJK NTT Nilai Bank BPR Chrysta Jaya Dalam Kondisi Stabil dan Kuat

Alfons mengakui, sejak awal masuk TK. Watukosek tahun 2017 lalu, ia langsung mendapatkan tender penjahitan seragam Polisi Pamong Praja (Pol PP) di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Sebelumnya, kata dia, TK. Watukosek sudah mendapat banyak orderan dari Kabupaten Sabu Raijua, Sumba, Lembata dan Malaka untuk menjahit seragam.

"Kalau di Sabu order seragam Pol PP, Lembata seragam kepala desa, dan di Malaka seragam Pol PP, jas DPRD dan seragam linmas," terang Alfons.

Baca Juga: Dirut Wilson Liyanto: BPR Chrysta Jaya Dalam Kondisi Sehat

Aktivitas di Tk Watukosek
Aktivitas di Tk Watukosek

Menurut Alfons, TK. Watukosek memiliki keunggulan tersendiri dari toko konveksi lainnya, karena memiliki mesin bordir sendiri, dilengkapi dengan sejumlah atribut sesuai permintaan konsumen.

"Jadi kalau yang pesan seragam disini bisa langsung bordir dan pasang atribut, sehingga konsumen hanya menerima seragam jadi," ungkapnya.

Sementara Anton, yang merupakan Desainer TK. Watukosek, menjelaskan, ia didatangkan dari Bandung ke Kupang hanya ingin melatih anak-anak NTT agar memiliki skill atau kemampuan di bidang konveksi.

Baca Juga: Ketua Komite Ekraf NTT Minta Pemerintah Jelaskan Secara Terperinci Penerapan Tarif Masuk TNK

"Tujuannya biar anak NTT memiliki skill. Jangan sampai anak-anak daerah itu tertinggal. Dan sampai sekarang lancar-lancar saja, karena bisa merangkul semuanya, baik anak putus sekolah untuk dilatih," pungkasnya.***

Editor: Petrus Damianus Padeng


Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah