Langkah Tepat Dekranasda NTT Selamatkan 737 Motif Tenun NTT

- 12 Agustus 2022, 23:11 WIB
Kunjungan anggota Komisi II DPRD NTT di Dekranasda NTT pada Jumad 12 Agustus 2022
Kunjungan anggota Komisi II DPRD NTT di Dekranasda NTT pada Jumad 12 Agustus 2022 /Patrick Padeng/

WARTA SASANDO - Untuk melindungi motif kain tenun NTT agar tidak klaim sebagai milik kepunyaan daerah lain, Dekranasda NTT bekerjasama dengan Kementerian Hukum dan HAM telah mendaftar sebanyak 737 motif tenun asal NTT dalam indikasi geografis. 

Menurut Bunda Julie, sapaan akrab Ketua Dekranasda NTT ini, tujuan mendaftarkan 737 motif kain tenun asal NTT sebagai indikasi geografis agar motif-motif kain tenun asal NTT tidak ada pengklaiman dari pihak lain atau daerah lain. 

"Karena sudah ada beberapa kali dari pihak lain mengklaim motif kita misalnya motif Sumba sebagai motif mereka. Kita mencegah agar tidak terjadi lagi," ujar Julie Sutrisno Laiskodat saat menjamu Komisi III DPRD NTT di Gedung Dekranasda NTT pada Jumad, 12 Agustus 2022.

Baca Juga: Gegara Covid, Soewardi Aquila Raih Omzet Ratusan Juta Setiap Bulan

Dihadapan anggota Komisi II DPRD NTT, Bunda Julie mengatakan bahwa, gedung Dekranasda NTT saat ini telah menjadi miniatur mini budaya NTT. 

"Selain galeri, ada kain tenunnya juga. Ada baju adat, ada miniatur rumah adata. Di setiap stand ada TV yang menampilkan potensi-potensi yang ada di setiap daerah," terangnya. 

Salah satu galeri budaya milik Kabupaten Sikka yang dipajang di  Dekranasda NTT
Salah satu galeri budaya milik Kabupaten Sikka yang dipajang di Dekranasda NTT

Ia juga menjelaskan, bahwa di rumah Dekranasda NTT juga menerima kursus belajar menenun bagi orang yang ingin belajar menenun. 

Baca Juga: Pemprov NTT Berkomitmen Berikan Layanan Super Prioritas Bagi Wisatawan di TNK

"Setiap hari ada aktivitas menenun dari mama-mama binaan Dekranasda NTT. Mereka juga siap melatih orang-orang yang ingin belajar menenun," ujarnya. 

Bunda Juli menjelaskan bahwa, Dekranasda NTT bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2021 lalu telah membuat program pelatihan dan pendidikan kecakapan kewirausahaan khusus untuk tenun. 

Pelatihan ini melibatkan 1000 peserta dari 1000 orang dari 18 Kabupaten se NTT. Usia peserta berkiaar antara 15 - 25 tahun bagi anak usia sekolah tapi yang telah putus sekolah. 

Baca Juga: Pengelolaan TNK, Sekda NTT: Sudah Ada MoU PT Flobamor dan KLHK

Penenun binaan Dekranasda NTT
Penenun binaan Dekranasda NTT

Tujuan dari kegiatan itu, agar menjadikan tenun ini sebagai salah satu cara untuk mengembangkan ekonomi anak-anak usia sekolah yang telah putus sekolah agar mampu berwirausaha. 

"Anak-anak yang belajar di sini kami memberikan mereka alatnya dan juga benang dengan standar kami, tidak luntur lagi dan juga lebih halus. Mereka ini kami kasi supaya mereka bisa menenun dua helai. Dua helai ini mereka mampu menenun terus mereka bisa jual kembali ke kami," terangnya. 

Dari pendapatan yang diperoleh dari hasil menenun tersebut, kata Bunda Julie, anak-anak mampu membeli kembali benang dengan standar yang telah ditetapkan Dekranasda NTT. 

Baca Juga: Ini Tanda-Tanda Kemandulan Pada Wanita yang Dapat Dilihat Secara Kasat Mata

"Mereka ini nantinya akan menjadi wirausaha menemukan. Mereka sudah bisa mencari uang dari menenun," ucapnya. 

Editor: Petrus Damianus Padeng


Tags

Terkini

x