Perempuan Itu Bernama “Veronika”

- 9 Maret 2022, 19:24 WIB
Pater Kons Beo,SVD
Pater Kons Beo,SVD /dok Pribadi/

Religious experience, pengalaman beriman itu kaya dalam imajinasi. Dan karena itulah arus meditatif atau kontemplatif mesti subur demi hasilkan buah-buah refleksi yang kaya dan bermakna bagi hidup. Jika tidak demikian, sekali lagi, maka betapa manusia tak pernah meraih pengalaman beriman. Sebab, ia hanya terpenjara pada institusi agama yang sekedar terpatok pada dogmatisme sempit, fanatisme sengit. Dan pada muaranya hanya lahirkan beragam paham dan aksi radikalisme.

Pengalaman beriman itu, sesungguhnya, kaya dan subur serta terutama membebaskan. Di situlah alam rasional dan hati penuh kreatif itu sekian ‘bebas,’ tak terbogol untuk terus merindukan dan mencari Tuhan-nya.  Tak boleh bosan untuk katakan bahwa ‘hendaknya Tuhan janganlah dirantai dan dijebloskan ke dalam penjara agama.’ Tetapi, bahwa agama harus jadi alam sejuk segar agar manusia dengan bersorak-sorak, yang ‘jauh dari histeria seram,’ disanggupkan untuk mengalami Tuhan-nya.

Baca Juga: Bareskrim Tetapkan Crazy Rich Doni Salmanan Jadi Tersangka, Ditahan Usai Diperiksa 13 Jam

Veronika yang melampaui ‘vero-icono’

Mari kembali ke kisah Veronika. Ada kah kita berkeluh karena merasa terperangkap oleh sebuah tradisi yang non historis? Veronika tetaplah vero-icono! Tetapi saat ia dikontemplasi sebagai pribadi impersonal, maka jadilah ia sosok yang ‘memandang dan tersentuh hatinya’ akan derita yang dialami Yesus.

“Vero-icono” menambah keluasan akal budi yang sebenarnya tak dapat pula mengerti sepenuhnya formalisasi sebuah ikon sakral. Tetapi Veronika, katakan sebagai sosok imajinatif, yang ‘disisipkan’ pada kisah jalan salib itu, justru jadi satu kekuatan batin dalam beriman.

Tetapi, dalam sosok Veronika, iman tak boleh murahan pada sekedar ‘karena dan demi ikon’ dalam ancaman ikonoklasme. Tidak! Tetapi dalam Veronika, marilah kita menatap penuh kasih-karitatif akan sekian banyak sosok penuh derita di atas lembaran kain jagat raya ini.

Wajah-Wajah Terluka Di Pergulatan Hidup Hari-Hari Ini

Sekian jutaan manusia yang berwajah ‘memar berlumur darah’ akibat perang dan berbagai ragam kekerasan. Sekian banyak yang memar jalan hidupnya akibat praktek-pratek ketidakadilan , pemerasan, serta perampasan hak. Sekian banyak orang yang hilang kesempatan untuk hidup wajar dan semestinya akibat praktek-praktek koruptif sesamanya.

Di ziarah hidup ini, pada hari-hari belakangan ini, ‘matamu menatap wajah-wajah penuh pilu.’ Wajah tanpa daya di pertikaian Rusia dan Ukraina. Anda telah pahami semua segala sebab musababnya. Memori Anda amat kuat untuk menghitung tanpa keliru dan menghafal jumlah korban berjatuhan. Dan berapa  dampak kerugian yang diperkirakan.  Dari hari ke hari.

Halaman:

Editor: Alex Raja S


Tags

Terkini

x