Mu’iz Dinillah II, merupakan dinasti Fathimiyah di Mesir yang hidup pada pertengahan abad 4 Hijriyah. Namun, peringatan yang berlangsung setiap tahun tersebut tidak berlangsung lama.
Pemerintahan Al-Afdhal bin Amir Juyusy melarang pelaksanaannya dan itu bertahan lebih dari 100 tahun. Namun, pada pertengahan abad 6 Hijriyah, pemerintahan baru Dinasti Fahthimiyah yang juga sekaligus imam, Amir II Ahkamillah kembali menghidupkan peringatan hari kelahiran Rasulullah.
Versi kedua menyebutkan, maulid Nabi pertama kali dilaksanakan pada masa pemerintahan Khalifah Mudhaffar Abu Said yang juga berasal dari Mesir.
Baca Juga: Kemiskinan Ekstrem di NTT, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Gubernur dan Lima Bupati
Kala itu, peringatan maulid diselenggarakan secara besar-besaran. Sang Khalifah yang memimpin Dinasti Fathimiyah hingga seluruh Afrika Utara, Mesir, dan Suriah ingin membangkitkan moral dan semangat kepahlawanan umat Islam.
Dia ingin menunjukkan kekuatan umat Islam di hadapan Jengis Khan, raja di dari Mongolia yang berkeinginan menguasai seluruh dunia.
Maulid Nabi Muhammad SAW Diselenggarakan oleh Sultan Salahuddin Al Ayyubi
Salahuddin Al Ayyubi merupakan sosok pejuang yang dikenal sebagai sang penakluk, karena keberhasilannya membebaskan Kota Suci Yerusalem, di Palestina dalam Perang Salib.
Baca Juga: Juara Piala Thomas 2021, Indonesia Raya Menggema di Ceres Arena
Tokoh yang sangat disegani lawannya di seluruh Eropa karena keberhasilan menaklukkan lawan dan ketinggian budi pekerti ini disebut menyelenggarakan Maulid Nabi pertama kali pada abad 12 masehi.