Pemimpin Kristiani: Pelayan Bagi Sesama

- 17 Oktober 2021, 06:36 WIB
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm.
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm. /

Setiap orang yang mau mengikuti Yesus harus berani meninggalkan nilai-nilai yang tidak Injili ini. Sang penulis surat kepada orang Ibrani menegaskan siapakah Yesus bagi kita. 

“Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelamahan kita. Sebaliknya, Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa.” (Ibr 4:15).

Menjadi Kristen berarti menjadi hamba seperti halnya Yesus sendiri. Menjadi yang pertama dan terkemuka justru harus menjadi pelayan bagi sesama.

Seorang pengikut Kristus harus memberikan diri dalam pelayanan, bahkan menyerahkan nyawa demi keselamatan sesama (bdk. Mrk 10:43-45).

Semangat seperti itu jugalah yang ditunjukkan Hamba Yahweh. Dia yang adalah orang benar justru menanggung kejahatan orang lain.

“Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.” (Yes 53:11).

Dan justru sikap dan cara hidup seperti itulah jalan menuju kemuliaan bagi seorang murid Yesus.  

Panggilan kemuridan sepanjang zaman adalah melayani. Itulah juga panggilan kepemimpinan Kristiani.

Menjadi pemimpin berarti mau menjadi orang pertama yang dengan penuh keberanian menerima cawan dan menerima baptisan.

Menjadi pemimpin berarti menjadi orang pertama yang siap melayani kebutuhan sesama, apa pun yang mereka perlukan.  Pemimpin harus menjadi PANUTAN di dalam melayani dan memberikan diri bagi sesama.***

Halaman:

Editor: Tommy Aquino


Tags

Terkini