Pemimpin Kristiani: Pelayan Bagi Sesama

- 17 Oktober 2021, 06:36 WIB
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm.
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm. /

Itulah sebabnya, Yesus tidak langsung menjawabnya. Ia malah mengajukan pertanyaan yang sungguh memberi tantangan.

“Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” (Mrk 10:38).

Cawan dan juga pembaptisan adalah simbol untuk penderitaan dan wafat Yesus akan dialami-Nya. Yesus menantang Yakobus dan Yohanes untuk memahami apa artinya mengikuti Dia dalam kemuliaan.

Itu berarti bahwa kemuliaan, duduk di sebelah kiri dan kanan Yesus itu, harus dicapai dengan jalan penderitaan dan kematian, jalan salib.

Kedua murid itu menjawab dengan penuh semangat bahwa mereka sanggup. Mereka siap untuk meminum cawan dan bersedia menerima baptisan tersebut.  

Yesus lalu menegaskan bahwa mereka akan ambil bagian dalam penderitaan dan wafat-Nya. Soal kemuliaan, itu RAHASIA Bapa.

Dialah yang memiliki hak untuk memberikan kedudukan dalam kemuliaan kelak (bdk. Mrk 10:39-40). Seorang murid Yesus tidak perlu mencarinya. Apalagi saling menjatuhkan untuk mendapatkannya.

Keesepuluh murid lainnya menjadi marah. Mereka begitu jengkel. Rupanya mereka mendengarkan keinginan yang tanpa malu disampaikan dua orang murid tersebut.

Mereka nampaknya terganggu dengan permintaan kedua rekan mereka yang ambisius tersebut. Namun sungguh indah, Yesus menggunakan moment tersebut untuk memberikan pengajaran kepada para murid-Nya.

Gila kedudukan, rakus kekuasaan, yang lahir dari egoisme bukanlah sikap yang Kristiani. Nafsu besar akan kehormatan bukanlah semangat seorang murid Yesus yang sejati.

Halaman:

Editor: Tommy Aquino


Tags

Terkini