Partisipasi Laki-laki Ikut Program KB Masih Rendah, dr. Muna Fatma Beber Penyebabnya

- 31 Maret 2022, 14:43 WIB
Kadis Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana kabupaten Ende  dr Muna Fatma
Kadis Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana kabupaten Ende dr Muna Fatma /Alex RS/

WARTA SASANDO - Partisipasi laki-laki dalam mengikuti program Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Ende, masih sangat rendah.

Data menunjukkan jumlah kepesertaan KB laki- laki baru mencapai 4,15 persen dari total peserta aktif KB sebanyak 16.569 orang.
 
Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana (PKKB) Kabupaten Ende dr. Muna Fatma menyampaikan hal ini saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 31 Maret 2022.
 
 
Menurut dr. Muna Fatma, rendahnya angka partisipasi kaum pria dalam pengendalian penduduk dan pembatasan kelahiran dengan mengikuti program KB, salah satu disebabkan karena faktor budaya.
 
Dia menjelaskan, umumnya di Indonesia, termasuk Kabupaten Ende, budaya sering menempatkan urusan domestik atau rumah tangga hanya kepada para ibu.
 
Begitu juga dengan urusan pembatasan kelahiran, dimana masih banyak orang berpandangan bahwa KB merupakan tanggung jawab para ibu semata.
 
 
"Pandangan seperti ini bukan saja terjadi di Ende, namun hampir sama di seluruh Indonesia. Karena itu para ibu selain mengurus rumah tangga, juga bertanggung jawab dalam mengikuti KB," ujarnya.
 
Pandangan yang masih berakar pada budaya, kata dr. Muna Fatma, disebabkan karena terbatasnya pengetahuan. Selain itu juga minimnya sosialisasi dan promosi kepada  para laki-laki karena sosalisasi lebih difokuskan kepada kaum perempuan.
 
Untuk menyadarkan kaum pria agar aktif mengikuti KB, menurut dr. Muna memang butuh waktu. Oleh karena itu pihaknya terus melakukan penyuluhan melalui program KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi).
 
 
"Tiap bulan kita lakukan sosialisasi harapan mereka bisa jadi calon akseptor KB. Target utamanya adalah menurunkan angka kelahiran," ujarnya.
 
Dia menambahkan, jika dibandingkan dengan perempuan, pilihan untuk mengikuti program KB bagi laki-laki khususnya dalam menggunakan alat kontrasepsi relatif lebih sedikit.
 
Laki-laki hanya menggunakan vaksetomi dan kondom. Sementara perempuan memiliki banyak pilihan seperti vaksetomi, pil, suntik, implan, kondom dan IUD.
 
 
Meskipun partisipasi pria masih tergolong rendah, menurut dr. Muna hal itu tidak menjadi persoalan. Asalkan setiap orang punya rencana yang matang dalam membangun rumah tangga.
 
"Mindset dulu berbeda dengan mindset sekarang. Dulu cukup dua anak tetapi sekarang dua anak lebih baik, untuk itu butuh perencanaan. Hal ini penting demi menurunkan angka risiko kematian ibu dan anak," kata mantan Kadis Kesehatan Kabupaten Ende ini.
 
dr. Muna menjelaskan, berapa pun kelahiran, harus butuh perencanaan, seperti melahirkan anak saat berusia 21 tahun atau di bawah 30-35 tahun.
 
Selain itu, jarak kelahiran tidak boleh terlalu dekat. Sebaiknya tiga tahun dari kelahiran sebelumnya.
 
 
"Melahirkan tidak boleh terlalu banyak, karena alat reproduksi wanita tidak kuat dan sangat rentan. Anak juga nantinya akan mengalami stunting, selain itu akan berisiko terhadap kematian ibu dan anak," sebut Muna Fatma.
 
Untuk menyadarkan kaum pria agar aktif mengikuti KB, menurut dr. Muna memang butuh waktu. Oleh karena itu pihaknya terus melakukan penyuluhan melalui program KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi).
 
"Tiap bulan kita lakukan sosialisasi harapan mereka bisa jadi calon akseptor KB. Target utamanya adalah menurunkan angka kelahiran," ujarnya.
 
 
Untuk diketahui, total peserta KB aktif sebanyak 16.569 orang. Peserta laki-laki 688 orang. Dengan rincian, yang menggunaka. metode kontrasepsi kondom sebanyak 538 orang dan metode kontrasepsi MOP/Medis Operasi Pria atau vasektomi sebanyak 150 orang.
 
Sementara peserta perempuan yang menggunakan IUD sebanyak  1.776 orang, MOW/Tubektomi 1.812 orang, MOP 150 orang, kondom 538 orang, implant 4.008 orang, suntik 7.022 orang, dan pil 1.263 orang.***

Editor: Alex Raja S


Tags

Terkini

x