Perang Sudah Berakhir, Monumen Pejuang Timor Timur Dibangun di Perbatasan Negara

- 30 Oktober 2021, 12:12 WIB
Ketua Umum FKPTT Eurico Guterres sebagai pembina upacar peletakan batu pembangunan Monumen Pejuang Timor Timur, di Tulakadi Perbatasan RI Timor Leste/ Johanes Atuis
Ketua Umum FKPTT Eurico Guterres sebagai pembina upacar peletakan batu pembangunan Monumen Pejuang Timor Timur, di Tulakadi Perbatasan RI Timor Leste/ Johanes Atuis /

WARTA SASANDO - Monumen Pejuang Timor Timur dibangun di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Wilayah ini merupakan perbatasan RI - Timor Leste.

Bangunan Monumen ini diinisiasi dan dibangun swadaya oleh Forum Komunikasi Pejuang Timor Timur (FKPTT) di 13 eks Kabupaten Timor Timur yang saat ini di Indonesia.

Peletakan batu pertama pembangunan Monumen bersejarah oleh Bupati Belu Agustinus Taolin di Kampung Salore, Desa Tulakadi dilakukan pada Kamis 10 Oktober 2021.

Baca Juga: Pertegas Direktif Kapolda NTT, Kapolres TTU Ingatkan Anggotanya soal Etika Penindakan dan Bermedsos

Peletakan batu pertama oleh Bupati Belu didampingi Ketua Umum FKPTT, Eurico Guterres, Dandim 1605/Belu, Letkol Inf. Wiji Untoro, dan Kapolres Belu, Yoseph Krisbiyanto.

Kegiatan ini diawali dengan upacara peletakan batu pertama, dilanjutkan prosesi ritual adat oleh tokoh adat 13 eks Kabupaten Timor Timur. Dilanjutkan dengan doa pemberkatan tempat pembangunan Monumen oleh RD Fransiskus Teku.

Rangkaian upacara peletakan batu pertama pembangunan Monumen bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda berlangsung hikmad. Sekitar seribu lebih anggota FKPTT dari 13 eks Kabupaten Timor Timur hadir pada kesempatan itu. 

Ketua Umum Forum Komunikasi Pejuang Timor-Timur (FKPTT), Eurico Guterres dalam sambutannya mengatakan, pembangunan monumen ini atas kontribusi dari seluruh anggota FKPTT di Indonesia. Jumlah anggota FPTT sebanyak 11.485 orang.

Baca Juga: Lakukan Hal ini Sebelum Glenn Fredly Meninggal, Mutia Ayu Menyesal dan Merasa Berdosa

Menurut Eurico Guterres tidak ada maksud lain terkait pembangunan monumen ini. Namun tujuan pembangunan monumen ini untuk mengenang jasa para pejuang yang gugur, mengorbankan jiwa raganya untuk Indonesia.

“Jadi sekali lagi saya tegaskan tidak ada tujuan lain. Ini tujuannya untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur," tandasnya.

Lanjut Eurico Guterres perang sudah berakhir saatnya melanjutkan perjuangan untuk mendapatkan hidup yang sejahtera, hidup layak sebagai anak-anak bangsa Indonesia yang tetap setia kepada NKRI.

Mantan Panglima Eks Pejuang Pro Integrasi Timor Timur itu mengajak semua untuk berjuang bersama mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan kedepannya. Anggota FKPTT sudah diakui sebagai pejuang Timor Timur.

Baca Juga: Pelaku Pencabulan Anak di Bawah Umur Dijebloskan ke Sel, Kapolres Ende: Kami Tidak Main-main

" Hari ini kita diakui negara Indonesia sebagai pejuang dan tidak usah takut karena kita sudah diakui sebagai pejuang. Marilah kita berjuang untuk semua orang bukan hanya berjuang bagi diri sendiri, agar supaya kita semua hidup sejahtera," tegasnya.

Kesempatan itu Eurico Guterres juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati Belu yang sudah melakukan peletakkan Batu pertama pembangunan Monumen Pejuang Timor Timur.

Sementara itu Bupati Belu Agustinus Taolin mengatakan, Pemerintah hadir tidak membeda-bedakan warga lama atau warga baru. Tetapi Bupati hadir untuk seluruh masyarakat Belu, serta untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah.

Baca Juga: Perda RPJMD TTU Cacat Hukum, Mahasiswa Demonstrasi hingga Segel Kantor DPRD TTU

"Ini komitmen dari pemerintah, jadi mari kita bersama-sama berdiri di bawah terik matahari untuk meletakkan batu sebagai monumen perjuangan untuk mengisi perjuangan dari pahlawan yang gugur," ujar Bupati Belu.

Bupati Belu mengatakan saat ini sudah dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Peletakan batu ini untuk membulatkan tekad berjanji bukan untuk tidak berperang lagi. Tetapi semua berjanji untuk membangun masyarakat membangun daerah dan membangun NKRI.

"Mari kita bersatu membangun masyarakat pejuang-pejuang eks Timor Timur dari berbagai generasi supaya menuju masyarakat yang lebih baik dan sejahtera. Sekali lagi pemerintah tidak membeda bedakan lagi. Tetapi saatnya bersatu untuk bangun daerah ini untuk bangun negeri ini," tegasnya.

Baca Juga: Jaga Kelestarian Alam, Ikatan Adhyaksa Dharma Karini Wilayah NTT Tanam 100 Anakan Pohon

Bupati Belu menuturkan sebelumnya ia berdiskusi bersama pengurus FKPTT yakni Eurico Guterres, Anjelino Da Costa, Agustinho Pinto, dan Siku Tavares. Pembicaraan terkait perjuangan hak hak hidup dasar untuk kesejahteraan masyarakat. Syaratnya semua bersatu dan pemerintah berada ditengah-tengah masyarakat untuk memperjuangkan hak dasar warga.

"Kami berdiskusi salah satunya bagaimana kita memperjuangkan hak-hak hidup dasar, kesejahteraan, kesehatan dari masyarakat eks Timor Timur yang hari ini berada disini dan di seluruh NTT," ujar Bupati Belu. ***

Editor: Johanes Atuis


Tags

Terkini

x