Habib Husein Beber Dua Penyebab yang Memecah Persatuan Bangsa

- 14 Oktober 2021, 09:44 WIB
Habib Husein mengungkap dua penyebab masyarakat kerap tak sadar dengan gerakan makar yang dapat memecah bangsa.
Habib Husein mengungkap dua penyebab masyarakat kerap tak sadar dengan gerakan makar yang dapat memecah bangsa. /Antara/

WARTA SASANDO – Habib Husein Ja'far Al Hadar menanggapi narasi dari kelompok-kelompok atau oknum yang menyebut penanggulangan paham radikal terorisme yang mengatasnamakan agama oleh pemerintah dan pemangku kepentingan sebagai Islamophobia.

Habib Husein Ja'far Al Hadar berpendapat bahwa radikal terorisme merupakan penyebab Islamophobia jika upaya pengentasan dianggap sebagai sebab munculnya Islamophobia.

Ia menilai upaya penanggulangan terorisme yang dilakukan pemerintah merupakan langkah penyelamatan untuk melindungi nilai-nilai Islam dari hal-hal yang bisa menyebabkan ternodanya ajaran agama Islam yang mulia dan rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Baca Juga: DC Komik Tampilkan Superman Sebagai Pria Biseksual, PPP Desak Pemerintah Boikot

“Jadi justru penyebab Islamophobia itu adalah radikal terorisme. Kalau upaya pengentasan radikal terorisme dianggap sebagai sebab munculnya Islamophobia, ini adalah logika yang amburadul,” ujarnya dikutip wartasasando.com dari Pikiran-Rakyat.com, Kamis 14 Oktober 2021.

Pria yang meraih gelar Magister bidang Tafsir Qur'an dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan bahwa ada dua alasan dasar penyebab masyarakat kerap tidak menyadari dan mudah terpancing gerakan makar yang bisa memecah persatuan bangsa.

Pertama, kurang pahamnya orang-orang atau kelompok terhadap Islam yang bersumber dari kebodohan.

Baca Juga: Ikut Tren 'Ganteng Review Saldonya dong', Eko Patrio Pamer Harta Paling Berharga

“Karena kebodohan, keawaman, ketidakpahaman itu bisa menjadi bencana besar bagi umat Islam. Mereka (kelompok atau oknum) itu memahami seolah olah agama Islam itu harus keras. Jihadnya itu harus berperang dan lain sebagainya,” katanya.

Kedua, ketidakjernihan dalam hati karena dikotori oleh nafsu, kepentingan pragmatisme dan lain sebagainya, sehingga bukan menjadi hamba bagi agama Islam melainkan menjadikan agama Islam sebagai alat propaganda kepentingan.

Pria yang menjabat sebagai Direktur Akademi Kebudayaan Islam Jakarta itu mengatakan bahwa untuk menjaga rahmat dan nikmat yang diberikan Allah SWT, serta menjaga diri agar tidak mudah terpapar ideologi lain, yaitu dengan menyadari bahwa Pancasila adalah sesuatu yang telah sesuai dengan berbagai nilai yang diyakini (nilai-nilai luhur).

Baca Juga: Pemerintah Turki Gunakan Nama Soekarno Sebagai Nama Jalan

"Pertama kalau kita bicara nilai luhur kemanusiaan, Pancasila itu telah melindungi seluruh nilai-nilai kemanusiaan kita. Kemudian, kalau kita bicara tentang keislaman, nilai kebangsaan dalam Pancasila itu sudah sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang ada, Pancasila itu tegak lurus dengan piagam Madinah,” katanya.

Habib Husein Ja'far Al Hadar menilai bahwa perlunya militansi para tokoh agama dan masyarakat untuk secara intensif menyebarkan dan mengajarkan nilai-nilai agama yang moderat dan nilai kebangsaan sesuai kemampuan dan kapasitasnya masing-masing.

Baca Juga: Jaksa Agung Ingatkan Jajarannya Bijak Gunakan Medsos, Hindari Main TikTok

Selain itu, pemerintah memiliki peran penting dalam hal ini, yaitu bekerja sama dengan masyarakat dalam fungsi preventif (pencegahan) terhadap radikal terorisme dan pemerintah yang bertugas menindak tegas sesuai hukum yang ada.

Selanjutnya, pemerintah harus mendukung masyarakat sipil dalam bekerja mengatasi radikal terorisme.***

Editor: Tommy Aquino

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkini