Wawali Minta Pemimpin Agama Dukung Penanganan Covid dan Stunting di Kota Kupang

- 11 April 2022, 09:15 WIB
Wakil Walikota Kupang, dr. Hermanus Man didampingi Kaban Kesbangpol Noce Nus Loa berdiskusi dengan Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang
Wakil Walikota Kupang, dr. Hermanus Man didampingi Kaban Kesbangpol Noce Nus Loa berdiskusi dengan Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang /Humas Pemkot Kupang/

 

WARTA SASANDO - Umat Kristiani sebentar lagi akan merayakan Paskah. Perayaan keagamaan di tengah pandemi dikuatirkan akan menimbulkan klaster baru dan melonjaknya kasus Covid-19, mengingat banyak umat akan ambil bagian dalam peribadatan.

Mengantisipasi hal ini, Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man menemui langsung para pemimpin agama di Kota Kupang, Jumat 8 April 2022 lalu.

Selain Covid-19, Wawali juga meminta pemimpin agama untuk mendukung upaya pemerintah dalam upaya penanganan stunting di Kota Kupang.

Baca Juga: Kasus Kadis PUPR Kota Kupang, Pengamat Hukum Minta Kejati NTT Evaluasi OTT

Dilansir dari siaran pers Pemkot Kupang, Senin 11 April 2022, para pemimpin agama yang ditemui yakni Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang serta para pemimpin Sinode GMIT.

Dalam kunjungan tersebut Wawali didampingi Kepala Badan Kesbangpol Kota Kupang, Noce Nus Loa.

Kepada para pemimpin agama, Wawali menjelaskan pandemi covid 19 belum sepenuhnya berakhir. Untuk itu Pemerintah Kota Kupang meminta kerja sama dan dukungan untuk membantu mencegah terjadinya lonjakan kasus covid 19.

Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak jadwal ibadah atau misa serta tetap memberlakukan penerapan protokol kesehatan yang ketat di gereja-gereja.

Baca Juga: Tak Ada Penundaan, Ini Jadwal Pemilu dan Pilkada Serentak 2024

Pemkot juga akan melakukan pendekatan yang sama dengan para pemimpin gereja denominasi yang ada di Kota Kupang.

Pada kesempatan yang sama Wawali juga meminta dukungan terkait upaya dalam penanganan stunting.

Menurutnya dalam waktu dekat Pemkot Kupang berencana akan mengundang para pemimpin agama untuk meminta masukan dan saran terkait persyaratan yang akan diberlakukan bagi para calon pengantin, sebagai upaya pencegahan stunting mulai dari hulu.

Ditambahkannya gereja dan pemerintah perlu bersinergi, agar setiap pasangan calon pengantin yang akan menikah baru bisa diberkati setelah memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah, termasuk syarat kesehatan.

Baca Juga: Messi Minta PSG Boyong Luka Romero, Pemain 17 Tahun yang Disebut Bakal Jadi Penerusnya

Dalam pertemuan tersebut Wawali juga atas nama Pemerintah Kota Kupang menyampaikan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan oleh para pemimpin agama, sehingga Kota Kupang bisa kembali meraih penghargaan sebagai salah satu kota toleran di Indonesia.

Sementara Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang memastikan siap mendukung upaya pencegahan lonjakan kasus Covid-19 di masa Paskah mendatang.

Menurutnya, selama pandemi gereja-gereja Katolik di Kota Kupang terutama yang memiliki umat cukup banyak sudah memperbanyak jadwal misa hingga 6 bahkan 8 kali setiap hari Minggu untuk mengurai penumpukan umat saat ibadah.

Baca Juga: Sampaikan Pernyataan Jokowi, Menkominfo Johnny Plate: Tidak Perlu Bicarakan Penundaan Pemilu 2024

Uskup juga menyambut baik rencana kolaborasi antara Pemkot dan gereja untuk penanganan stunting.

Menurutnya kerja sama ini bisa diwujudkan dalam kursus pernikahan yang digelar gereja, dimana Pemkot melalui dinas teknis bisa terlibat memberikan edukasi bagi para pasangan calon pengantin tentang bagaimana mencegah stunting.

Namun, Uskup juga mengingatkan penanganan stunting tidak hanya sekedar syarat kesehatan tetapi juga bagaimana meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga serta memastikan ketersediaan air, listrik, jalan dan sanitasi.

Pemerintah menurutnya perlu mendorong peningkatan pendapatan keluarga lewat pelatihan-pelatihan keterampilan dan koperasi.

Baca Juga: PBB Ungkap Hal Mengerikan di Bucha: Ada Kuburan Terbuka di Halaman Gereja dengan 280 Mayat

Keuskupan Agung Kupang juga menurutnya telah mengimbau semua paroki untuk minta masing-masing kelompok umat basis mendata jumlah anak yang stunting di kelompok mereka, sekaligus bertanggung jawab untuk menangani anak-anak tersebut.

Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Gayus Polin, S.Th, yang ditemui di ruang kerjanya juga menyatakan dukungan kepada Pemkot Kupang dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Pihaknya akan mengeluarkan penegasan kepada jemaat dan gereja-gereja GMIT untuk memperketat prokes selama masa Paskah, supaya tidak terjadi lonjakan.

Selajutnya, Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Yusuf Nakmofa, S.Th, dalam kesempatan yang sama mengakui terciptanya kerukunan antar umat beragama di Kota Kupang bisa terwujud berkat adanya kemitraan yang baik antara pemerintah dan para pemimpin agama, serta komunikasi antara gereja dan pemerintah yang sangat responsif.

Baca Juga: Bukan Ahok, tapi Nicholas Sean yang Minta Ayah dan Ibunya Bercerai, Ini Alasannya

Mengenai penanganan stunting, Pdt. Yusuf yang didampingi Wakil Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Elisa Maplani, S.Th, mengakui di beberapa wilayah pelayanan GMIT angka stunting masih sangat tinggi.

Karena itu Sinode GMIT dalam sidang tahunan sebelumnya sudah menetapkan program dan anggaran khusus untuk penanganan stunting. GMIT juga melalui kelas katekisasi dan pembekalan par nikah akan memberikan pencerahan tentang penanganan stunting bagi para pasangan calon pengantin.***

Editor: Tommy Aquino


Tags

Terkini

x