Fenomena Antariksa Langka yang Akan Terjadi di Bulan Juni - Juli 2022

- 16 Juni 2022, 13:06 WIB
Bulan Purnama Strawberry malam ini dapat disaksikan di Indonesia
Bulan Purnama Strawberry malam ini dapat disaksikan di Indonesia /BRIN/edusainsa.brin.go.id

WARTA SASANDO - Di tahun 2022 ini, akan banyak terjadi fenomena antariksa langka tepatnya di bulan Juni hingga Juli 2022.

Fenomena antariksa langka yang akan terjadi itu diantaranya, Purnama Stroberi Super (Full Strawberry Supermoon), Bulan Baru Stroberi Mikro (New Strawberry Supermoon), dan Purnama Rusa Super (Full Buck Supermoon).

Dikutp wartasasando.com dari Pikiran Rakyat, Peneliti Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, mengatakan, masyarakat dapat menyaksikan fenomena antariksa langka yang terjadi pada 14 Juli hingga 14 Juli mendatang. 

Baca Juga: Rusia Tembak Mati Tentara Inggris, Orang Tua: Kami Bangga Padanya

Andi Pangerang menjelaskan, Purnama Stroberi Super (Full Strawberry Supermoon) merupakan purnama yang terjadi di bulan Juni.

Sedangkan Purnama Rusa Super (Full Buck Superrmoon) adalah purnama yang terjadi pada bulan Juli. Definisi ini juga dipakai untuk fase bulan baru.

“Penamaan ini berasal dari The Farmer’s Almanac (Almanak Petani Amerika). Pada bulan Juni dilakukan panen stroberi, sedangkan pada bulan juli rusa jantan muda mulai tumbuh tanduknya. Jadi penamaan ini sebenarnya berasal dari penanda musim dan perilaku hewan yang timbul pada musim-musim tertentu bagi penduduk asli Amerika,” katanya saat jumpa pers beberapa waktu lalu. 

Baca Juga: Menang Atas Nepal, Timnas Indonesia Lolos Piala Asia 2023

Andi menjelaskan, penyebab sebenarnya purnama kali ini menjadi istimewa karena bertepatan dengan Bulan Purnama Super (Full Supermoon) atau yang secara teknis disebut Purnama Perige (Perigeal Full Moon).

Sedangkan untuk Bulan Baru Stroberi bertepatan dengan Bulan Baru Mikro (New Micromoon) atau Bulan Baru Apoge (Apogeal New Moon).

“Bulan Baru Mikro kali ini diapit oleh dua Bulan Purnama Super yang terjadi pada dua bulan berturut-turut. Fenomena ini terakhir kali terjadi pada tahun 2004 dan 2013. Sehingga bisa dikatakan fenomena ini terjadi setiap sembilan tahun sekali. Fenomena ini akan terjadi kembali pada 2031 dan 2040,” ujarnya.

Baca Juga: Tes Logika: Tebak Jumlah Lubang di Gambar Topi dalam 7 Detik

Lebih rinci, Andi membeberkan, Purnama Stroberi Super akan terjadi pada 14 Juni 2022, pada pukul 18.51 WIB/ 19.51 WITA/ 20.51 WIT, pada jarak 357.368 KM.

Sedangkan Bulan Baru Stroberi Mikro akan terjadi pada 29 Juni 2022, pukul 09.52 WIB/ 10.52 WITA/ 11.52 WIT, pada jarak 406.569 KM.

Lalu, untuk Purnama Rusa Super akan terjadi pada 14 Juli 2022, pukul 01.57 WIB/ 02.57 WITA/ 03.57 WIT, pada jarak 357.418 KM.

Baca Juga: Kontak Dekat Jadi Sumber Kasus Penyebaran Cacar Monyet di Inggris

Andi menambahkan, untuk Bulan Baru Stroberi Mikro tidak dapat disaksikan sebelum matahari terbit, dikarenakan terbitnya yang lebih lambat dibandingkan matahari dan permukaan bulan yang menghadap bumi tidak terkena cahaya matahari sehingga tampak gelap.

“Untuk menyaksikan fenomena ini, masyarakat cukup arahkan pandangan sesuai arah terbit hingga terbenamnya bulan pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Fenomena ini bisa diamati tanpa perlu bantuan alat optik apapun, kecuali jika ingin mengabadikannya dalam bentuk foto ataupun video,” tuturnya.

Seperti fase bulan baru pada umumnya, Purnama Stroberi Super, Bulan Baru Stroberi Mikro, maupun Purnama Rusa Super dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

Baca Juga: Jualan Majalah di Jalanan London, Pangeran William Jadi Sorotan dan Diajak Foto

“Adanya konfigurasi matahari-bumi-bulan atau bisa juga matahari-bulan-bumi yang berada di posisi segaris membuat timbulnya pasang yang lebih besar. Apalagi konfigurasi ini juga diperkuat dengan bulan yang berada di titik terdekatnya dengan bumi,” ujar Andi.

Pasang laut tertinggi akan terjadi pada 14 Juni dan 14 Juli, sehingga disarankan bagi nelayan untuk tidak melaut di dua hari sebelum dan dua hari sesudah puncak fenomena ini, yakni antara 12 hingga 16 Juni, dan 12 hingga 16 Juli 2022.

“Perhitungan ini hanya mempertimbangkan faktor astronomis saja tanpa melihat gelombang laut akibat badai angin,” kata Andi.

Baca Juga: Datangkan Darwin Nunez, Liverpool Bakal Kehilangan Pemain Andalannya

Andi juga mengingatkan bahwa pasang laut pada 29 Juni 2022 secara astronomis juga perlu dipertimbangkan.

“Gaya pasang laut saat Bulan Baru Mikro adalah sebesar 52 persen dari gaya pasang laut saat Bulan Perbani Super. Sehingga perlu diwaspadai juga pasang laut ini antara dua hari sebelum dan dua hari sesudah puncak fenomena ini, yaitu antara 27 Juni hingga 1 Juli 2022," ujar Andi.***

Editor: Petrus Damianus Padeng

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x