MEMBANGUN PERSAUDARAAN LINTAS BATAS

- 26 September 2021, 09:50 WIB
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm.
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm. /

Ia berhasil melakukan sebuah mukjizat. Namun para murid mencegah orang itu. Alasannya jelas, “karena ia bukan pengikut kita.” (Mrk 9:38).

Rupanya ada iri hati di sana. Sebagai murid Yesus, ternyata mereka tidak sanggup melakukan mukjizat.

Mereka tidak berhasil menyembuhkan seorang anak yang kerasukan roh yang membisukan.

Hal itu nyata jelas dari kata-kata orangtua (ayah) anak itu, “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia…. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” (Mrk 9:17-18).

Yohanes dan para murid lainnya mencoba mengunci kemungkinan “orang lain” (yang bukan anggota) melakukan pelayanan dalam nama Yesus.

Namun sikap Yesus sungguh tegas dan jelas. “Jangan kamu cegah dia!” (Mrk 9:39).

Dia meminta para murid-Nya untuk memiliki keterbukaan hati dan bersikap toleran terhadap orang lain yang berkehendak baik. “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.” (Mrk 9:40).

Yesus mau membangun sebuah persaudaraan lintas batas. Karena Tuhan bebas dan terbuka memberikan anugerah dan rahmat-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Orang yang melakukan sesuatu dengan mengandalkan kuasa Yesus tidak dapat sekaligus mengumpat-Nya. “Dalam nama Yesus” yang diucapkan orang yang melakukan mukjizat itu lahir dari iman.

Orang itu dengan sendirinya bukan lawan Yesus. Dia berada di pihak-Nya. Kendati orang tersebut tidak secara yuridis formal menjadi pengikut Yesus, tetapi berkehendak baik untuk bekerja dalam nama-Nya, cinta dan damai akan terwujud.

Halaman:

Editor: Tommy Aquino

Sumber: Renungan Romo Buyung


Tags

Terkini