Resmikan Puskesmas Onekore, Gubernur Viktor Laiskodat Apresiasi Penanganan Stunting di Kabupaten Ende

- 12 April 2022, 17:08 WIB
Gubernur NTT VBL saat tanda tangan prasasti peresmian Puskesmas Onekore
Gubernur NTT VBL saat tanda tangan prasasti peresmian Puskesmas Onekore /Alex RS/
 
WARTA SASANDO - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Ende dalam penanganan stunting.
 
Viktor Laiskodat mengatakan, persoalan besar di NTT saat ini adalah gizi dan penanganan stunting.
 
Studi Kasus Gizi Indonesia (SKGI) tahun 2021 menyatakan, presentasinya stunting di NTT masih diatas 30 persen.
 
 
"Kita di NTT masih tinggi angka stuntingnya  karena masih di atas 30 persen berdasarkan SKGI tahun 2021," kata Viktor Laiskodat dalam sambutan usai meresmikan Puskesmas Onekore di Kelurahan Potulando, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende, Senin 11 April 2022.
 
Viktor Laiskodat menyebutkan, setidaknya di NTT, masih sekitar 8.000 anak mengalami stunting. Untuk menekan angka stunting, ia berharap semua elemen masyarakat harus melakukan gerakan bersama.
 
"Karena itu butuh gerakan bersama dan ini menjadi tekad saya bahwa pada tahun 2023, stunting di NTT bisa turun ke angka 12 persen," ujar mantan anggota DPR RI itu.
 
 
Viktor juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah dan masyarakat Ende yang bisa menurunkan angka stunting di daerah ini, dimana pada tahun 2018 prevalensi stunting mencapai 32,8 persen dan kini di tahun 2022 menurun hingga 12,7 persen.
 
Viktor berharap, pemerintah dan masyarakat Ende terus mempertahankan persentase ini dan bila perlu turun hingga ke titik nol stunting.
 
Sementara Bupati Ende Djafar Achmad pada kesempatan itu menyampaikan tekad Pemkab Ende pada tahun 2024 terkait dengan persoalan stunting.
 
 
Dia menyebutkan pada tahun 2024, Kabupaten Ende zero stunting dan tekad tersebut sudah secara langsung disampaikan kepada Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu saat zoom meeting.
 
"Saat itu kami paparkan penanganan stunting kepada Bapak Presiden. Kami bertekad tahun 2024 zero stunting atau nol stunting," ujarnya.
 
Upaya menuju zero tersebut akan terus dilakukan dengan berbagai upaya. Salah satunya yakni pendampingan calon pasangan nikah.
 
 
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende dr. Aries Dwi Lestari saat melaporkan penanganan gizi dan stunting menyebutkan, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, penurunan kasus stunting relatif signifikan di Kabupaten Ende.
 
Di tahun 2018 sebut Aries, prevalensi stunting 32,8 persen. Pada 2019 turun menjadi 20,7 persen, dan pada 2020 menjadi 17, 2 persen.
 
"Angka ini kemudian terus turun dimana pada tahun 2021 menjadi 14,3 persen dan kini di tahun 2022 sampai dengan penimbangan bulan Februari menurun menjadi 12,7 persen," ujar dr Aries Dwi Lestari.
 
 
Aries yang juga dokter spesialis penyakit dalam juga melaporkan soal pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pencegahan dan pengendalian penyakit termasuk Covid-19 dan Demam Berdarah (DBD) serta malaria.***

Editor: Alex Raja S


Tags

Terkini

x