Serbu Kantor DPRD Ende, Sopir Angkot Tuntut Kenaikan Tarif Angkutan

26 Oktober 2021, 16:38 WIB
Puluhan angkot diparkir di jalan di depan Kantor DPRD Ende, Selasa 25 Oktober 2021. /Alex Raja Seko/Warta Sasando/

WARTA SASANDO – Puluhan sopir angkutan kota (angkot) di Kota Ende, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa 26 Oktober 2021, menggelar aksi di Kantor DPRD Ende. Mereka menuntut penyesuaian tarif baru.

Kedatangan puluhan angkot secara beriringan di halaman Kantor DPRD Ende mengagetkan para wakil rakyat yang tengah bersidang. Sebagian angkot diparkir di jalan lantaran halaman Kantor DPRD Ende tidak bisa menampung semuanya.

Pantauan media ini, angkot diparkir di sepanjang jalan Eltari, mulai dari perempatan Patung Wanda Pa'u hingga di depan Kantor Taman Nasional Kelimutu.

Aksi sopir angkot ini membuat masyarakat di Kota Ende harus memilih kendaraan alternatif lain seperti ojek untuk bepergian.

Baca Juga: BLT UMKM Tetap Cair Meski Tak Dapat SMS Pemberitahuan, Cek Nama Lewat Link Berikut

Puluhan sopir angkot yang datang sekitar pukul 10.00 WITA belum bisa melakukan dialog dengan anggota DPRD Ende. Mereka harus menunggu beberapa saat, karena anggota DPRD tengah melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan organisasi perangkat daerah (OPD). Selain itu, juga ada kelompok masyarakat lainnya yang juga datang menyampaikan aspirasi.

Salah seorang koordinator aksi, Eduardus mengatakan, kedatangan para sopir angkot merupakan bentuk spontanitas untuk memperjuangkan nasib mereka. Tidak ada yang memberikan komando untuk menggelar aksi ini.

"Ini bentuk spontanitas kami," ujar Eduardus.

Baca Juga: Skandal Pembelian MTN Rp 50 M oleh Bank NTT, Ini Keterangan Alex Riwu Kaho Cs dalam LHP BPK

Menurut Eduardus, selama ini orang mengeluh soal kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan kenaikan harga BBM jenis Pertalite. Kondisi ini juga berdampak pada para sopir angkot, dimana pendapatan mereka turun karena biaya pengeluaran untuk BBM meningkat. Sementara tarif angkot tidak berubah. Tarif untuk orang dewasa Rp 3.500 dan untuk pelajar Rp 2.000.

"Harga Pertalite saat ini mencapai Rp 7.650, lebih mahal dari Premium. Sedangkan stok premium sendiri tidak ada. Otomatis pendapatan kami berkurang karena tarif tetap sama," kata Edy lagi.

Dia berharap, DPRD Ende ikut bersuara sehingga Pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas Perhubungan (Dishub) bisa menyikapi persoalan ini.

Baca Juga: Panen Hadiah Simpedes BRI Atambua, Ini Daftar Nasabah yang Beruntung

Sekitar pukul 13.00 WITA, para sopir akhirnya bertemu dengan anggota DPRD Ende dari Komisi 2 yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi 2 Yulius Cesar Nonga.

Pertemuan yang berlangsung di Ruang Gabungan Komisi juga dihadiri Kepala Dishub Ende Mustakim Mberu dan Kepala Bagian Ekonomi, Abdul Gani Here beserta staf Dishub.

Dalam pertemuan itu, para sopir minta agar tarif angkot disesuaikan (dinaikkan) karena harga Pertalite naik.

"Suku cadang mahal, BBM naik terus kami mau makan apa? Jadi kami hanya ingin adanya penyesuaian tarif," ujar Paul, perwakilan sopir angkot

Baca Juga: 3 Gejala Kolesterol Tinggi Tampak Lewat Perubahan Mata dan Kulit, Simak Penjelasannya

Menanggapi keluhan sopir angkot, Kadishub Ende Mustakim Mberu mengatakan, saat ini Premium langka, bukan tidak ada sama sekali sehingga tarif yang ada tetap diberlakukan.

"Kalaupun (Premium) hilang, pasti kita akan duduk bersama untuk melakukan revisi tarif angkutan," Kata Kadis Perhubungan .

Sementara persoalan angkutan luar kota khususnya angkutan pedesaan yang tidak menurunkan penumpang di terminal, Mustakim berjanji untuk melakukan penertiban.

"Ada juga yang turunkan penumpang di terminal. Namun saat petugas tidak ada, mereka langsung masuk kota," ujarnya.

Dia juga minta kepada para sopir angkot untuk memperhatikan trayek yang sudah ditetapkan. Jangan sampai mengangkut penumpang tidak sesuai dengan trayek yang ada.

Baca Juga: Siswa SMK Katolik Santo Yosef Nenuk Terima Vaksin Tahap 2, Kepsek Ingatkan Soal Prokes

Sementara itu anggota DPRD Ende Baltasar Saelatua menyebutkan, praktek yang selama ini terjadi, terkadang sopir angkot meminta tarif melebihi batas kewajaran. Harga yang tidak wajar tersebut membuat para penumpang memilih langsung ke kota, tidak turun di terminal.

"Saya pernah berhenti di terminal dari luar kota. Herannya ongkosnya sama antara tarif dari kampung Kota Baru ke terminal dengan tarif dari terminal ke kota," kata Baltasar.

Hingga pukul 14.30 WITA pertemuan antara Komisi 2 DPRD Ende dengan para sopir angkot belum berakhir. Belum ada kata kesepakatan terkait dengan penyesuaian tarif sebagaimana tuntutan sopir angkot.***

Editor: Alex Raja S

Tags

Terkini

Terpopuler