BNPB Minta Daerah Siaga Antisipasi Fenomena La Nina, Termasuk NTT

- 9 November 2021, 07:14 WIB
Warga melintasi banjir di Pela Mampang, Jakarta, Minggu 7 November 2021.
Warga melintasi banjir di Pela Mampang, Jakarta, Minggu 7 November 2021. /Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay/

WARTA SASANDO - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar daerah meningkatkan kesiapsiagaan pada pekan kedua November untuk mengantisipasi fenomena La Nina.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi meminta BPBD untuk meningkatkan kegiatan sosialisasi, edukasi dan mitigasi terkait upaya pencegahan dengan menggunakan media elektronik atau media sosial.

Terkait dengan penanganan warga terdampak, BNPB juga meminta BPBD untuk menyiapkan dan mensosialisasikan tempat evakuasi aman dengan mempertimbangkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Dalam penanganan kepada warga maupun bencana yang terjadi, BPBD perlu mengidentifikasikan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya.

Baca Juga: Kemenkes Atur Mekanisme Vaksinasi Covid-19 bagi Siswa Usia 6 sampai 11 Tahun

Hal tersebut menurutnya dapat ditinjau dari rencana kontinjensi yang telah disusun oleh pemerintah daerah.

"Apabila diperlukan, pemerintah daerah dapat menetapkan status darurat bencana dan membentuk pos komando penanganan darurat bencana serta mengaktivasi rencana kontinjensi menjadi rencana operasi," ucapnya dikutip wartasasando.com dari Pikiran-Rakyat.com, Selasa, 9 November 2021.

Sebelumnya, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) menyebutkan saat ini fenomena La Nina sudah mulai terjadi di Indonesia.

"Kami menyampaikan prediksi La Nina mulai terjadi di Indonesia terutama dengan intensitas lemah sampai moderat atau pertengahan," katanya saat memaparkan sambutannya pada acara Rakornas Antisipasi La Nina secara virtual, Jumat, 29 Oktober 2021.

Baca Juga: Bertarung di Pemilihan Wabup Ende, Erik Rede Resmi Tanggalkan Jabatan sebagai Wakil Rakyat

Dwikorita menyampaikan, La Nina akan terjadi hingga Februari 2022. Bahkan, menurutnya, puncaknya akan terjadi pada Januari-Februari tahun 2022 mendatang.

La Nina yang terjadi pada tahun lalu kata dia akan terulang lagi tahun ini di mana akan menyebabkan peningkatan curah hujan dari 20 persen sampai 70 persen.

Fenomena La Nina tahun ini diprediksi akan terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti halnya yang terjadi pada tahun lalu, yakni di Sumatra Selatan (Sumsel), Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Sulawesi Selatan (Sulsel).

Baca Juga: Salut! KPP Pratama Kupang Raih Juara I Kantor Pelayanan Terbaik se-Nusra

Lebih lanjut, Dwi menjelaskan, prediksi munculnya La Nina ini merupakan hasil evaluasi atau monitoring deteksi dini pada suhu permukaan laut di Samudra Pasifik Ekuator yang telah terjadi anomali pendinginan.

Data terbaru yang berhasil dihimpun BMKG, lanjutnya saat ini suhu muka laut di Samudra Pasifik Ekuator semakin dingin lagi.

"Saat ini anomalinya mencapai -0,92 yang tadinya -0,63," ujarnya.

Baca Juga: Sopir Teler, Mobil Dinas BPBD Malaka Masuk Got di Atambua

Dwikorita berharap berdasarkan hasil prediksi BMKG ini, diharapkan Kementerian dan Lembaga, pemerintah pusat dan daerah dapat menyusun matriks rencana aksi terintegrasi untuk melakukan mitigasi dampak La Nina khususnya di sektor pertanian, perhubungan, infrastruktur, lingkungan hidup, dan kebencanaan.

"Kami dalam memberikan informasi prakiraan cuaca, prediksi, dan peringatan dini melalui observasi tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Jadi saat ini ada sekitar 40 radar cuaca yang terpasang dan terpasang ribuan sensor-sensor monitoring cuaca yang tersebar di seluruh Indonesia," ucapnya.***

Editor: Tommy Aquino

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah