BNPB Minta Daerah Siaga Antisipasi Fenomena La Nina, Termasuk NTT

- 9 November 2021, 07:14 WIB
Warga melintasi banjir di Pela Mampang, Jakarta, Minggu 7 November 2021.
Warga melintasi banjir di Pela Mampang, Jakarta, Minggu 7 November 2021. /Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay/

Baca Juga: Bertarung di Pemilihan Wabup Ende, Erik Rede Resmi Tanggalkan Jabatan sebagai Wakil Rakyat

Dwikorita menyampaikan, La Nina akan terjadi hingga Februari 2022. Bahkan, menurutnya, puncaknya akan terjadi pada Januari-Februari tahun 2022 mendatang.

La Nina yang terjadi pada tahun lalu kata dia akan terulang lagi tahun ini di mana akan menyebabkan peningkatan curah hujan dari 20 persen sampai 70 persen.

Fenomena La Nina tahun ini diprediksi akan terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti halnya yang terjadi pada tahun lalu, yakni di Sumatra Selatan (Sumsel), Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Sulawesi Selatan (Sulsel).

Baca Juga: Salut! KPP Pratama Kupang Raih Juara I Kantor Pelayanan Terbaik se-Nusra

Lebih lanjut, Dwi menjelaskan, prediksi munculnya La Nina ini merupakan hasil evaluasi atau monitoring deteksi dini pada suhu permukaan laut di Samudra Pasifik Ekuator yang telah terjadi anomali pendinginan.

Data terbaru yang berhasil dihimpun BMKG, lanjutnya saat ini suhu muka laut di Samudra Pasifik Ekuator semakin dingin lagi.

"Saat ini anomalinya mencapai -0,92 yang tadinya -0,63," ujarnya.

Baca Juga: Sopir Teler, Mobil Dinas BPBD Malaka Masuk Got di Atambua

Dwikorita berharap berdasarkan hasil prediksi BMKG ini, diharapkan Kementerian dan Lembaga, pemerintah pusat dan daerah dapat menyusun matriks rencana aksi terintegrasi untuk melakukan mitigasi dampak La Nina khususnya di sektor pertanian, perhubungan, infrastruktur, lingkungan hidup, dan kebencanaan.

Halaman:

Editor: Tommy Aquino

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkini