WARTA SASANDO - Ketergantungan Jerman akan pasokan gas dari Rusia tidak mengecilkan niat Jerman memberikan bantuan kepada Ukraina.
Pemerintah Jerman akhirnya setuju mengikuti negara barat lainnya memberikan bantuan peralatan perang berupa senjata berat kepada Ukraina.
Bantuan peralatan perang yang diberikan Jerman berupa Tank Gepard yang dilengkapi dengan senjata anti pesawat untuk bantu tentara Ukraina.
Baca Juga: Kreatif, Thomas Gundawo Sulap Pembalut dan Popok Bekas Jadi Narkoba
Pernyataan ini diungkap Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht saat pertemuan 40 negara yang diadakan di pangkalan udara AS Ramstein di Jerman, Selasa, 26 April 2022 seperti dikutip wartasasando.com dari Pikiran Rakyat, Rabu 27 April 2022
Sebelumnya, Pemerintah Jerman di bawah kepemimpinan Kanselir Olaf Scholz diketahui enggan melepaskan diri dari Moskwa terkait kebijakan jmpor energi.
Bahkan Olaf Scholz dan partainya yakni Partai Sosial Demokrat (SPD) dikeitik oleh oposisi ingin menghindari konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia.
Baca Juga: Didesak Bertanggung Jawab Atas Penganiayaan Jurnalis Faby Latuan, Ini Respon Komisaris PT Flobamor
Namun, menurut rancangan dokumen yang dilihat oleh AFP, tiga partai koalisi Jerman sekarang berencana untuk mengajukan proposal bersama di parlemen yang menyerukan pengiriman senjata berat ke Ukraina.
Dokumen tersebut mendesak pemerintah Jerman untuk "melanjutkan dan, jika mungkin, mempercepat pengiriman peralatan yang diperlukan ke Ukraina, termasuk memperluas pengiriman ke senjata berat dan sistem yang kompleks".
Dokumen itu juga menyarankan agar tentara Ukraina dilatih di Jerman dan negara-negara NATO lainnya untuk mengoperasikan senjata.
Baca Juga: Berkas Pembunuhan Astrid Manafe Dilimpahkan ke PN Kupang, Ira Ua Disebut Terlibat Bersama Randy
Dalam pertemuan 40 negara yang dipimpin Amerika Serikat membicarakan kemampuan penambahan kekuatan pertahanan Ukraina.
"Seperti yang kita lihat pagi ini, negara-negara dari seluruh dunia bersatu dalam tekad kita untuk mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan agresi kekaisaran Rusia," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.***