Kreatif, Thomas Gundawo Sulap Pembalut dan Popok Bekas Jadi Narkoba

- 26 April 2022, 17:15 WIB
Ilustrasi popok bekas.
Ilustrasi popok bekas. /Pixabay/ReadyElements/

WARTA SASANDO - Kreativitas tanpa batas. Sematan ini patut diberikan kepada Thomas Gundawo (19). 

Remaja kelahiran Kuwadzana, Zimbabwe ini mampu menyulap pembalut dan popok bekas jadi narkoba. 

Hal ini dilakukan Thomas bersama teman-temannya ini dikarenakan kekurangan uang untuk membeli narkoba. 

Baca Juga: Didesak Bertanggung Jawab Atas Penganiayaan Jurnalis Faby Latuan, Ini Respon Komisaris PT Flobamora

Untuk menghasilkan narkoba, Thomas bersama temannya menambahkan air ke residu putih yang ditemukan di popok bekas dan merebusnya. 

"Setelah direbus (popok), itu membentuk zat keabu-abuan dan kami meminum campuran itu,” kata Gundawo seperti dikutip wartasasando.com dari Al Jazeera pada Selasa, 26 April 2022.

Walaupun rasanya tidak enak dan mengeluarkan aroma tidak enak, pria yang keseharian bekerja sebagai kondektur bus ini tetap menikmatinya. 

“Ini semipadat, bau dan rasanya tidak enak, tetapi kami menikmatinya," lanjut Thomas. 

Baca Juga: Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasional Demokrat Tetapkan Oktavianus Moa Mesi Sebagai Wakil Ketua DPRD Ende

Ia beralasan, menggunakan narkoba hanya untuk menambah energi dan memunculkan rasa percaya diri untuk menarik penumpang. 

“Saya perlu sedikit minum di pagi hari untuk memiliki energi dan kepercayaan diri karena saya harus menarik penumpang,” katanya.

Disisi lain, Gundawo menikmati caranya mengkonsumsi rebusan air bekas popok, ia mengatakan tidak memiliki niat untuk berhenti.

Baca Juga: Tes Psikologi: Ungkap Kelemahan Hubungan Asmara Anda dengan Melihat Gambar

“Kami tidak melakukan kekerasan atau melibatkan diri dalam pencurian tetapi bekerja untuk makanan kami. Dan persahabatan ini sudah saya pertahankan sejak lama dibandingkan dengan saat saya mengonsumsi berbagai obat. Sejauh ini, saya tidak punya niat untuk berhenti," katanya.

Penggunaan popok atau pembalut bekas menjadi favorit bagi kalangan remaja di Zimbabwe karena mudah ditemukan dan terjangkau karena mengandung sodium polyacrylate atau waterlock. 

Sejak Oktober 2018 ekonomi Zimbabwe telah jatuh bebas yang ditandai dengan inflasi tinggi dan kepercayaan investor yang rendah, yang menyebabkan hiperinflasi dan tingkat pengangguran yang tinggi karena nilai mata uang lokal anjlok.

Kementerian pendidikan tinggi di negara itu mengatakan bahwa lebih dari 25.000 siswa lulus setiap tahun dari universitas dan lembaga pendidikan tinggi lainnya.

Baca Juga: Berkas Pembunuhan Astrid Manafe Dilimpahkan ke PN Kupang, Ira Ua Disebut Terlibat Bersama Randy

Para ahli mengatakan semua ini telah mengarahkan kaum muda untuk menemukan cara menyalahgunakan obat-obatan terlarang.

Eva Chandawengerwa, dosen sosiologi yang berbasis di Harare di Midlands State University mengatakan penyalahgunaan narkoba yang lazim menyoroti kurangnya jejaring sosial.

“Sebagai dosen, saya pernah melihat mahasiswa yang datang ke perkuliahan tinggi dan ada juga yang mengaku menyalahgunakan karena moralnya rendah,” ujar Eva.

Baca Juga: Piala Dunia Qatar 2022 Tanpa 2 Kiper Termahal Dunia

Mertha Mothema Nyamande, seorang psikoterapis yang berbasis di Harare menyimpulkan bahwa bukan hanya zat dalam popok saja, tetapi gas yang dilepaskan ketika urin bercampur dengan tekanan atmosfer.

“Campuran itu menciptakan efek yang dicari oleh pecandu narkoba, dampak zat itu mematikan dan lebih seperti perasaan psikedelik dan memberikan pengalaman keluar dari tubuh,” katanya.

"Selain itu, kecanduan melampaui zat psikoaktif, menjadi aktivitas seperti perjudian dan pekerjaan, yang sama-sama merusak dalam hal dampak pada hubungan dan masalah kesehatan," pungkasnya. ***

Editor: Petrus Damianus Padeng

Sumber: Pikiran Rakyat Alzajeera


Tags

Terkini

x