Selama Pandemi Covid, 3.000 Siswa Perempuan di Bangladesh Dipaksa Menikah

- 2 Oktober 2021, 12:36 WIB
Ilustrasi pernikahan dini di Bangladesh.
Ilustrasi pernikahan dini di Bangladesh. /PIXABAY/SquareMatters/

WARTA SASANDO - Sekolah-sekolah di Bangladesh terpaksa ditutup sementara akibat adanya pandemi Covid-19. Saat sekolah dibuka, ternyata banyak siswa perempuan yang absen.

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, para pejabat di Khulna, kota terbesar ketiga di Bangladesh, mencatat ada banyak siswa perempuan absen setelah pembukaan sekolah pada bulan September lalu.

"Kami melihat banyak gadis tidak menghadiri kelas ketika sekolah dibuka kembali bulan lalu. Otoritas sekolah kami menghubungi wali mereka dan menemukan bahwa banyak gadis telah dinikahkan selama penutupan sekolah. Kami mencatat lebih dari 3.000 pernikahan anak di distrik ini," katanya.

Baca Juga: Bareskrim Ungkap Sindikat Penipuan Internasional, Korban Rugi hingga Rp84 Miliar

Dua kisah di bawah ini membuktikan adanya pelajar perempuan di Bangladesh yang dipaksa jadi pengantin.

Kisah pertama datang dari seorang pelajar bernama Borsha (16). Ia mendatangi kantor polisi untuk memohon agar dia tidak dinikahkan secara paksa lantaran ingin kembali menempuh pendidikan.

Permohonan Borsha untuk kembali ke sekolah dan menempuh pendidikan adalah salah satu impian yang mencerminkan harapan ribuan pengantin perempuan lainnya di Bangladesh selatan.

Borsha tinggal di rumah kakek dan neneknya di distrik Chuadanga dengan dibiayai secukupnya oleh ibunya yang berpenghasilan 2.50 dolar (Rp35 ribu).

Baca Juga: Geram Lihat Nama Penerima PKH Dicoret, Mensos Risma: Tak Tembak Kamu Ya!

Halaman:

Editor: Tommy Aquino

Sumber: Pikiran Rakyat Arab News


Tags

Terkini

x