Belajar Menenun Sejak SD, Anaristani Optimis Raih Kesuksesan

- 27 September 2022, 10:00 WIB
Pegiat UMKM Tenun Ikat Ina Sabu, Anaristani Buky
Pegiat UMKM Tenun Ikat Ina Sabu, Anaristani Buky /Patrick Padeng/

WARTA SASANDO  - Kehidupan Anaristani Buky (21) berbeda dengan remaja putri lainnya. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Anaristani sudah diajari cara menenun oleh ibunya.

Walapun hanya menamatkan pendidikan sampai di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Gadis asal Pulau Sabu ini yakin bahwa pekerjaannya saat sebagai seorang penenun dan penjual kain tenun dan aksesorinya mampu meraih kesuksesan. 

"Saya belajar tenun dari mama itu sejak usia sejak kelas 5 SD dan mulai belajar serius itu di tahun 2004. Awalnya bantu mama tenun dan jual di Toko Sinar Baru di Terminal Kupang," ujar Anaristani saat menjajakan jualannya pada HUT ATR/BPN ke-62 di halaman Kantor Kanwil ATR/BPN pada Senin, 27 September 2022.

Baca Juga: HUT Hantaru Ke-62, Kanwil BPN NTT Gelar Bazar Hadirkan Pelaku UMKM

Memutuskan untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi usai tamat SMA pada 2016, ia menatap masa depan dengan membuka usaha jual kain tenun bersama ibunya dengan nama "Tenun Ikat Ina Sabu" dan menjadi salah satu pegiat atau pelaku UMKM di Kota Kupang. 

Pegiat UMKM di Kota Kupang, Anaristani Buky
Pegiat UMKM di Kota Kupang, Anaristani Buky

"Saya lihat peluang bisnis dengan jualan kain tenun. Tren sekarang orang lebih suka memakai pakaian dari kain tenun. Ini awal saya memutuskan untuk serius jualan kain tenun," ucap Rita sapaan akrabnya. 

Walaupun berasal dari Sabu, Tenun Ikat Ina Sabu miliknya yang beralamat di Oepura tempatnya di Jalan Sukun 1, juga menjual berbagai macam kain tenun yang berasal dari seluruh kabupaten yang ada di NTT. 

Baca Juga: Dukung Pengembangan Olahraga di NTT, UPG 45 Siapkan Beasiswa Gratis Bagi Atlet Berprestasi

"Kami juga menjual seluruh kain tenun dari seluruh kabupaten di NTT. Untuk kain tenun dari Sabu dan Rote saya dan mama yang tenun. Ada juga dari penenun lain," tuturnya. 

"Selain kain tenun, kami juga menjual selendang, topi, jas, dan aksesoris lainnya yang terbuat dari bahan kain tenun," ujarnya. 

Sebagai seorang pelaku usaha, Rita mengakui pernah mengalami dan merasakan kesulitan yakni saat pendemi Covid-19. 

Baca Juga: 10 Tahun Eksis Jual Ole-Ole Khas NTT, Toko Kios Kaos Kupang Gandeng Justy Aldrin jadi Brand Ambassador

"Pendapatan perbulan saat covid menurun. Jarang bahkan hampir tidak ada orang datang beli. Sekarang sudah lumayan," ungkapnya. 

Ia juga mengakui bahwa selain membeli langsung kain tenun dari para penenun, ia juga kerab membantu mama-mama penenun yang kekurangan modal untuk menenun. 

"Yang saya tidak bisa tenun karena tidak ada uang, kita bantu beli benang. Setelah itu, kita beli lagi mereka punya kain tenun," tutupnya. ***

Editor: Petrus Damianus Padeng


Tags

Terkini

x