Renungan Hari Minggu Adven II: Luruskan Jalan Bagi-Nya

- 5 Desember 2021, 07:31 WIB
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm.
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm. /

Bacaan Kitab Suci: Bar 5:1-9; Flp 1:4-6.8-11; Luk 3:1-6

Oleh: P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm.

“Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis!” (Luk 3:4). Itulah seruan Yohanes Pembaptis saat tampil di hadapan umum. Itulah tantangannya bagi orang-orang zamannya dan juga bagi kita zaman ini. Sebagai perintis jalan Tuhan, dia mengajak semua kita untuk bertobat.

Ada apa di balik seruannya itu? Karena ia melihat bahwa Tuhan akan segera datang untuk mengadili umat-Nya. Ia sadar bahwa kedatangan Mesias sudah diambang pintu untuk menghakimi umat-Nya. Itulah sebabnya satu-satu jalan menghindari hukuman dan mendapatkan keselamatan adalah pertobatan.

Orang yang mau bertobat tentu akan mendapatkan pengampunan dosanya. Dengan pengampunan dosa itulah, ia tentu akan mendapatkan anugerah keselamatan dari Tuhan.

Yohanes adalah nabi terakhir. Ia bertindak sebagai jembatan kepada yang baru. Ia berjalan mendahului Yesus. Dialah yang mempersiapkan jalan bagi-Nya.

Perutusan Yohanes ini sesungguhnya merupakan pemenuhan nubuat Nabi Yesaya. “Ada suara yang berseru-seru: Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata. Yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan.” (Luk 3:4-5; Yes 40:3-5).

Barukh dalam nubuatnya mengingatkan hal yang sama. “Sebab Allah memerintahkan, supaya segala gunung yang tinggi dan segenap bukit abadi diratakan, supaya sekalian jurang ditimbun menjadi tanah yang rata.” (Bar 5:7).

Untuk apa Yohanes mempersiapkan jalan bagi Tuhan? Tujuannya agar semua orang melihat keselamatan yang datang dari Tuhan (bdk. Luk 3:6). Karena Tuhan sendiri akan menuntun umat-Nya meninggalkan padang gurun penderitaan. Dari padang gurun, Dia membawa mereka menuju rumah yang penuh sukacita, kemuliaan, belaskasih dan kebenaran (bdk. Bar 5:9).

Apakah Yohanes sukses dalam tugas perutusannya ini? Apakah ketika Yesus datang, orang sudah siap menerima-Nya sebagai sang Juruselamat? “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.” (Yoh 1:11).

Nampaknya karya perutusan Yohanes gagal. Tetapi sebagai seorang nabi, ia sudah menjalankan tugasnya. Tanggungjawabnya selesai. Tanggungjawab sekarang justru terletak dalam diri manusia itu sendiri, dalam diri kita masing-masing (bdk. Yeh 3:18).

Seruan Yohanes ditujukan juga untuk kita manusia zaman ini. Apakah kita siap menantikan keadatangan Tuhan? Siapkah kita untuk menyongsong sang Mesias? Selama masa Adven ini kita tentu sudah sedang mempersiapkan diri. Tetapi persiapan kita mungkin hanya sekedar rutinitas tahunan belaka. Kita mempersiapkan diri untuk perayaan Natal.

Kita harus selalu sadar akan kedatangan Tuhan yang selalu tidak bisa kita duga. Kita harus mempersiapkan diri untuk menyongsong kedatangan Yesus.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Filipi mengingatkan kita untuk hidup dalam kekudusan. Kita harus tahu jalan mana yang harus kita tempuh untuk membawa kita kepada keselamatan. Dia mengatakan, “Dengan demikian kamu dapat memilih apa yang baik, agar kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus.” (Flp 1:10).

Hidup kita selalu lurus terarah kepada Tuhan. Hati kita juga harus senantiasa murni sehingga mampu melihat Tuhan. Hidup maupun mati kita untuk Tuhan. LURUSKAN JALAN BAGINYA.***

Editor: Tommy Aquino


Tags

Terkini

x