Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam: Yesus Raja Kebenaran, Dengarkan Dia!

- 21 November 2021, 05:39 WIB
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm.
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm. /

Bacaan Kitab Suci: Dan 7:13-14; Why 1:5-8; Yoh 18:33-37

Oleh: P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm.

“Seperti yang kaukatakan, Aku adalah Raja.” (Yoh 18:37). Itulah jawaban Yesus kepada Pilatus. Kata-kata yang penuh wibawa. Sabda yang mengundang kita untuk belajar percaya. Bahwasanya Yesus adalah Raja. Dia datang membawa kebenaran. Dan kebenaran itulah yang membebaskan dan menyelamatkan kita (bdk. Yoh 8:32).

Hal itu terjadi ketika Yesus dihadapkan di pengadilan. Sesungguhnya tidak ada alasan bahwa Yesus diadili. Para imam kepala dan orang-orang Yahudi menghendaki Dia dijatuhi hukuman mati (bdk Yoh 18:28-32). Karena benci, mereka menyerahkan-Nya kepada Pilatus. Pilatus lalu bertanya kepada-Nya, “Engkaukah raja orang Yahudi?” (Yoh 18:33).

Pertanyaan Pilatus itu sungguh mendasar, dan bernuansa politik. Hanya dengan alasan itulah, Yesus bisa diadili. Dan Dia bisa dijatuhi hukuman mati karena dianggap memiliki ambisi politik. Dia dianggap memberontak melawan kaisar. Itulah sebabnya pertanyaan Pilatus itu sungguh berbahaya. Kurang bijaksana dalam menjawab bisa berakibat fatal.

Yesus tahu itu. Ia tidak langsung menjawabnya. Ia malah balik bertanya. Ia mau menyentuh suara hati Pilatus. “Dari hatimu sendirikah engkau katakan hal itu? Atau adakah orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku?” (Yoh 18:34).

Pilatus menjadi marah. Suara hati Pilatus terusik. Pilatus tahu bahwa dia tercebur dalam persoalan tersebut. Orang-orang Yahudi hanya mau Yesus diadili dan dihukum mati. Pilatus lalu menginginkan kejelasan. Apa yang telah dilakukan Yesus? Perkara besar apa sehingga Ia pantas dihukum mati? “Apakah yang telah Engkau perbuat?” (Yoh 18:35).

Yesus tidak langsung menjawab. Ia berhati-hati juga supaya tidak terjadi salah paham. Yesus lalu menegaskan bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia ini. Itu berarti kerajaan-Nya tidak bersifat politik. Buktinya jelas. Pilatus sebagai tokoh politik dapat menyaksikannya. Yesus diadili, tetapi tidak ada bawahan yang datang membela. Tidak ada pasukan yang melawan sebelum Dia diserahkan untuk diadili (bdk. Yoh 18:36). Asal usul Yesus dan kerajaan-Nya bukan dari bumi ini.

Mendengar jawaban Yesus demikian, Pilatus bertanya untuk memastikan, “Jadi Engkau adalah raja?” (Yoh 18:37a). Yesus tidak memberikan jawaban tegas. Dia tidak mau terpancing ke ranah politik. Yesus menegaskan bahwa Pilatus sendiri sudah memberi jawaban atas pertanyaannya sendiri.

Yesus menunjukkan bahwa pemahaman Pilatus tentang Yesus sebagai raja lain sama sekali dengan apa yang dimaksudkan Yesus. “Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir, dan untuk itulah Aku datang ke dunia ini, yakni untuk memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yoh 18:37b).

Yesus adalah Raja Kebenaran. Dialah adalah Kebenaran itu sendiri (bdk. Yoh 14:6). Tugasnya pun jelas yaitu untuk menjadi saksi kebenaran. Semua orang yang terlibat dalam Kebenaran mendengarkan suara sang Kebenaran.

Peristiwa pengadilan terhadap Yesus, sang Raja Kebenaran menantang kita untuk menjatuhkan pilihan: menerima atau menolak Dia. Kita diminta untuk belajar percaya pada sang Kebenaran yang menjadi manusia. Dengan jalan itu, kita memperoleh hidup yang kekal (bdk. Yoh 3:36).

Hari ini adalah Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Hari ini menjadi kesempatan bagi kita untuk mengakui iman kita. Sesungguhnya Kristus adalah Raja Kebenaran. Dialah yang membawa kebenaran tentang Allah ke dalam dunia ini. YESUSLAH RAJA KEBENARAN, DENGARKANLAH SUARANYA.***

Editor: Tommy Aquino


Tags

Terkini

x