Menurut Eduardus, selama ini orang mengeluh soal kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan kenaikan harga BBM jenis Pertalite. Kondisi ini juga berdampak pada para sopir angkot, dimana pendapatan mereka turun karena biaya pengeluaran untuk BBM meningkat. Sementara tarif angkot tidak berubah. Tarif untuk orang dewasa Rp 3.500 dan untuk pelajar Rp 2.000.
"Harga Pertalite saat ini mencapai Rp 7.650, lebih mahal dari Premium. Sedangkan stok premium sendiri tidak ada. Otomatis pendapatan kami berkurang karena tarif tetap sama," kata Edy lagi.
Dia berharap, DPRD Ende ikut bersuara sehingga Pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas Perhubungan (Dishub) bisa menyikapi persoalan ini.
Baca Juga: Panen Hadiah Simpedes BRI Atambua, Ini Daftar Nasabah yang Beruntung
Sekitar pukul 13.00 WITA, para sopir akhirnya bertemu dengan anggota DPRD Ende dari Komisi 2 yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi 2 Yulius Cesar Nonga.
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Gabungan Komisi juga dihadiri Kepala Dishub Ende Mustakim Mberu dan Kepala Bagian Ekonomi, Abdul Gani Here beserta staf Dishub.
Dalam pertemuan itu, para sopir minta agar tarif angkot disesuaikan (dinaikkan) karena harga Pertalite naik.
"Suku cadang mahal, BBM naik terus kami mau makan apa? Jadi kami hanya ingin adanya penyesuaian tarif," ujar Paul, perwakilan sopir angkot
Baca Juga: 3 Gejala Kolesterol Tinggi Tampak Lewat Perubahan Mata dan Kulit, Simak Penjelasannya
Menanggapi keluhan sopir angkot, Kadishub Ende Mustakim Mberu mengatakan, saat ini Premium langka, bukan tidak ada sama sekali sehingga tarif yang ada tetap diberlakukan.