Renungan Hari Minggu Biasa XXXII 7 November 2021: Makna Agama yang Sejati

- 7 November 2021, 08:16 WIB
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm.
P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm. /

Bacaan Kitab Suci: 1Raj 17:10-16; Ibr 9:24-28; Mrk 12:38-44

Oleh: P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm.

“Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya; semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” (Mrk 12:44).

Kata-kata Yesus ini sulit kita terima dengan kemampuan otak kita. Sabda-Nya sukar kita pahami dengan ukuran manusiawi kita.

Hal ini bermula dari peringatan Yesus tentang cara hidup ahli-ahli Taurat. Mereka harus diwaspadai. Karena dalam hidup keagamaan, mereka lebih suka penampilan dan pamer.

Mereka memakai jubah yang panjang dan mengucapkan doa yang bertele-tele. Mereka gila akan status dan kehormatan duniawi. Diri mereka menjadi pusat, bukan Allah. Mereka hidup dalam kemunafikan dan kepalsuan.

Lebih sadis lagi, ahli-ahli Taurat itu diam-diam malah merugikan orang lain. Orang kecil, miskin dan menderita justru menjadi sasaran. Para janda menjadi korban. Padahal Musa sudah memperingatkan orang-orang Israel.

“Janganlah kau tindas atau kau tekan orang asing…. Seorang janda atau anak yatim janganlah kau tindas.” (Kel 22:21-22).

Sesungguhnya orang kecil dan menderita, termasuk para janda membutuhkan doa dan perlindungan. Karena mereka tidak mempunyai harapan dan perlindungan dari dunia ini. Satu-satunya harapan di tengah penderitaan adalah Allah sendiri. Atau sekurang-kurangnya mereka mengharapkan orang-orang yang memiliki kedekatan dengan Allah.

Halaman:

Editor: Tommy Aquino


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x