Renungan Hari Minggu Biasa XXX 24 Oktober 2021: BUTA NAMUN MELIHAT

- 24 Oktober 2021, 00:00 WIB
Pater Stef. Buyung Florianus, O.Carm.
Pater Stef. Buyung Florianus, O.Carm. /Dok. Pater Stef/

Bacaan Kitab Suci: Yeremia 31:7-9; Ibrani 5:1-6; Markus 10:46-52

Oleh: P. Stef. Buyung Florianus, O.Carm

“Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (Mrk 10:47). Inilah doa yang sangat konkret dan sederhana, namun mendalam. Doa yang lahir dari sebuah pengalaman nyata kehidupan. Ia sungguh menderita lahir dan batin. Hidupnya sungguh terpuruk.

Inilah kisah si Bartimeus, seorang pengemis yang buta. Ia duduk di pinggir jalan. Ia menanti dengan sabar. Ia menunggu penuh harap uluran kasih orang lain. Kesempatan pun tiba.

Yesus sedang berada dalam perjalanan di kota Yerikho. Yerikho sesungguhnya sebuah kota yang paling rendah, di bawah permukaan air laut. Letak kota itu tidak jauh dari Laut Mati. Inilah sebuah gambaran yang sangat indah. Betapa Tuhan rela turun sampai pada titik terendah kehidupan manusia.

Bartimeus rupanya sudah mendengar dan mengenal siapakah Yesus itu. Atas inisiatifnya sendiri, ia berteriak-teriak. “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (Mrk 10:47).

Ia memohon kerahiman dan belaskasih Yesus. Gelar Yesus sebagai “Anak Daud” menunjukkan bahwa si Pengemis buta itu sesungguhnya tidak buta. Ia melihat jauh lebih jelas dari siapa pun, termasuk para murid tentang Yesus.

Beberapa orang memintanya diam. Mereka nampaknya terganggu dengan seruan si Bartimeus. Tetapi ia tidak memedulikannya. Ia malah semakin keras berseru dengan kata-kata yang sama. Kerinduannya untuk sembuh begitu besar.

Keinginannya untuk bisa melihat lagi begitu kuat. Inilah bukti ketegarannya. Keteguhannya menang. Inilah wujud nyata doa yang tekun. Buahnya sungguh indah.

Halaman:

Editor: Tommy Aquino


Tags

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x